Berita

Haris Rusly Moti

Apa Mungkin Berharap Perubahan ke Presiden yang Jiwa dan Pikirannya Telah Diperbudak?

SENIN, 27 APRIL 2015 | 10:23 WIB | OLEH: HARIS RUSLY MOTI

"PERBUDAKAN hadir dalam berbagai cara dan bentuk. Sebagian orang menjadi budak dari cara berpikir mereka. Sementara sebagian yang lainnya, jiwa merekalah yang diperbudak. Bahkan ada juga sebagian orang yang lain menemukan kesenangan di dalam perbudakan tersebut..." (pandangan Siwa-isme).

Para nabi lahir untuk memerdekakan jiwa dan pemikiran manusia yang diperbudak yang mengakibatkan penghisapan oleh manusia yang lain. "Para pendiri bangsa kita belajar pada pemikiran barat tidak untuk menjadi budak barat, tapi untuk berkorban memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan asing".

Melalui rapat umum dan tulisan di media massa, mereka menyebarkan pengetahuannya tentang hakikat manusia berdaulat dan bangsa yang merdeka. Melalui perjuangan dan pengorbanan mereka menjadi guru-guru yang hidup untuk memurnikan dan memerdekakan jiwa-jiwa dan pemikiran yang diperbudak.


Para pendiri bangsa kita adalah para pembaca buku yang tangguh, penulis yang hebat, disertai penempaan perjuangan, pengorbanan dan penderitaan yang memurnikan jiwa dan pemikiran mereka. Pancasila dan UUD 1945 adalah buah pikir mereka yang bukan hasil renungan di ruang hampa, tapi merupakan sintesa pemikiran dan pengorbanan bertahun-tahun.

Tentu berbeda dengan para intelektual dan politisi era reformasi, yang telah medesign negara reformasi yang menghasilkan kekacauan dan kemunduran. Mereka tak pernah ditempa oleh pengorbanan dan penderitaan, mereka para intelektual dan politisi tersebut merasa hebat hanya karena telah membaca sekian buku dan bergelar PhD, walaupun sesungguhnya jiwa dan pemikiran mereka dalam perbudakan.

Karena itu, kita tak mungkin lagi berharap perubahan kepada Presiden, DPR dan para penyelenggara negara yang telah terbukti jiwa dan pemikirannya diperbudak asing. Kita membutuhkan kebangkitan pemuda (sipil dan militer) yang paham masalah bangsa dan mau berkorban menegakan Pancasila dan Trisakti.

Aktivis Petisi 28

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya