Berita

Bisnis

Pinjam Duit ke Tiongkok, Pengurangan Subsidi BBM Dikemanakan?

SABTU, 25 APRIL 2015 | 13:53 WIB | LAPORAN:

Kabar pemerintah Indonesia menerima pinjaman 50 miliar dolar AS atau setara Rp 625 triliun dari Tiongkok mengagetkan kalangan anggota dewan di Senayan.

Angota Badan Anggran DPR, Andi Akmal Pasluddin pun mempertanyakan kebijakan pemerintah mengurangi subsidi BBM dengan alasan untuk dialihkan kepada pembangunan infrastruktur. 

"Kini melalui kementerian BUMN, kok pemerintah melakukan hutang kepada China Development Bank (CDB) sebesar lebih seperempat belanja negara dari APBN 2015. Lantas dikemanakan dana pengurangan subsidi BBM itu?," tanya Ketua DPW PKS Sulawesi Selatan yang duduk di Komisi IV DPR ini.


Mengutip pemberitaan media pada 17 November 2014, Andi mengingatkan bahwa Kementerian Keuangna pernah menyebut bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi bisa menghemat anggaran negara hingga Rp 100 triliun. Dengan dana sebesar ini, pemerintah berencana mengalokasikannya untuk pembangunan infrastruktur,  terutama bidang pertanian.

Namun hingga kini, publikasi dimulainya rencana dan progress pembangunan infrastruktur tak ada gaungnya. Yang dihembuskan oleh menkeu justru penyesalan negara jika pembangunan infrastruktur tidak segera dilakukan pada awal April lalu.

Menurutnya, dalih pemerintah ini menunjukkan lemahnya eksekusi kebijakan yang dapat menghasilkan perbaikan. Pemerintah membanding-bandingkan kejayaan pertumbuhan ekonomi tahun 2011 sebesar 6,5 persen persen dimana pada saat itu negara belum beranjak menggalakkan pembangunan infrastruktur.

"Menyesalkan kebijakan pemerintah masa lalu untuk menutupi kelemahan roda pemerintah sekarang menjadi hal yang menjadi andalan," ketus Andi Akmal.

Hal ini semakin meyakinkan bahwa kebijakan pemerintah Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi tidak menjawab berbagai persoalan yang antara lain meliputi krisis energi kotor, daya beli masyarakat yang makin menurun, pertumbuhan ekonomi yang mengenaskan, nilai tukar rupiah terhadap dolar makin lemah, termasuk infrastruktur yang malah pinjam dana pembangunannya ke asing.

"Kami meminta kepada pemerintah, tunjukkan prestasi yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat terutama rakyat kecil yang hingga saat ini masih sengsara. Jangan cuma menunjukkan kegiatan ini kegiatan itu oleh pemerintah namun hasilnya tidak terasa," pungkasnya.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya