World Bank (WB) dan Asian Development Bank (ADB) mempunyai tupoksi yang sama, yaitu membantu pembangunan fasilitas dan kapasitas. Sedangkan International Monetary Fund (IMF) memberikan bantuan modal kerja pemerintah atau bantuan sektor moneter.
"Akan tetapi WB, IMF dan ADB selalu membawa agenda politik dan kebijakan yang harus di akomodir oleh si negara penerima dana," jelas Ketua Umum Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman) Antonius Iwan Dwi Laksono dalam keterangan persnya (Jumat, 24/4).
Karena itu dia menegaskan, kalau Presiden Jokowi, seperti disampaikan saat membuka Konferensi Asia Afrika, ingin mereformasi arsitektur keuangan, pemerintah menkonkretkan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), yang digagas Cina bisa, dalam pembangunan infrastruktur dan peningkatan investasi.
Setiap pengerjaan proyek menerapkan skema yang pendanaan proyeknya harus kerjasama dengan konsorsium Bank Nasional.
"Indonesia yang masuk dalam keanggotaan AIIB, ingin menjadi anggota serius dan berpengaruh, yang sudah pasti bisa diwujudkan dengan Indonesia menjadi kantor pusat AIIB. Selain itu membawa keuntungan lain bisa transfer teknologi dan penempatan eksekutif dalam struktur organisasi," ungkapnya.
Sementara agar AIIB tidak terlalu dominan dan intervensi apalagi mencegah agar tidak malah berperan seperti WB , IMF dan ADB, pemerintah memaksimalkan Bank Asia Afrika (BAA) dalam pembangunan fasilitas dan kapasitas, plus bantuan modal.
"BAA atau Bank Asia Afrika itu bisa fokus ke koperasi, pertanian, perternakan, UKM, retail dan capacity building. Kalau di Indonesia mirip seperti BRI yang mempunyai peran pendampingan di bidang capacity buildingm marketing, pengelolaan keuangan, manajemen usaha dan dukungan masyarakat informatika," jelasnya.
Dia tidak menampik, KAA merupakan tempat koordinasi dan konsolidasi negara dan Bangsa Asia Afrika merupakan potensi
growing country dan
middle economy country dengan jumlah penduduk separuh dunia lebih, mempunyai peningkatan prosentase konsumsi yang signifikan dan rata-rata pertumbuhan 10 % per tahun.
"Ratusan MNC (Multinational Corporation) yang hadir di KAA dengan dalih akan investasi dan mayoritas mempunyai cara pandang bahwa Asia Afrika hanyalah pasar dan potensi menjadi konsumen saja," imbuhnya.
Tetapi jika Pemerintah RI bisa mempelopori Bank Asia Afrika yang inklusif bagi pelaku UKM seluruh Asia Afrika tentu akan lain cara pandangnya. Capacity building para pelaku usaha Asia Afrika (
low dan middle economy country) tentu perlu dikuatkan supaya tidak hanya menjadi obyek MNC atau menjadi makanan dari para predator MNC.
"Apabila AIIB dan BAA terwujud maka akan menjadi kekuatan ekonomi baru di dunia dan akan mengubah peta dunia serta perwujudan tatanan dunia baru," tandasnya.
[zul]