Kisruh di dalam tubuh internal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jaya menarik perhatian mantan Ketua Umum BPP HIPMI, Adi Putra Tahir.
Kekisruhan yang kabarnya sempat memunculkan wacana Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) dianggap Adi Putra Tahir karena kurangnya leadership serta tidak adanya komitmen dari pemimpin di HIPMI Jaya dalam menjalankan keputusan yang telah diputuskan oleh organisasi.
"Saya sangat menyayangkan ini (kisruh) bisa terjadi. HIPMI adalah wadah organisasi pengusaha muda yang memiliki leadership dan komit dalam menjalankan aturan-aturan organisasi," kata Adi melalui rilisnya kepada wartawan di Jakarta (Kamis, 23/4).
Hal tersebut untuk menanggapi kembali mencuatnya desakan mundur bagi Ketua HIPMI Jaya, Rama Datau.
Adi Putra Tahir yang juga mantan ketum KADIN itu mengatakan tantangan bagi HIPMI di masa depan adalah menemukan figur yang memiliki
leadership yang kuat, tegas dan cerdas.
"Seperti halnya Munas yang lalu, yang sempat ditunda. Ini baru pertama kali terjadi dan itu bukti belum mantapnya
leadership dalam tubuh HIPMI," ujarnya.
Ia merasa peran HIPMI dalam perjalanan kebangsaan saat ini telah mengalami penurunan yang drastis.
"Yang muncul justru pengusaha-pengusaha muda yang berwatak tidak komit terhadap apa yang telah ditetapkan oleh garis organisasi. Saya menyayangkan saja, meski saya tidak ikutan lagi dalam organisasi ini, tapi HIPMI bagian dari hidup saya," ujarnya.
Belakangan di sebagian wilayah di Jakarta muncul spanduk yang menuntut Rama Datau mundur dari jabatannya sebagai Ketua HIPMI Jaya.
[wid]