Berita

jokowi saat kampanye temui petani

Jokowi Asyik Undang Swasta Asing, Petani Terancam

RABU, 22 APRIL 2015 | 00:36 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Jika ingin bersama memajukan Asia, Pemerintah Indonesia harus mengedepankan kerjasama publik ke publik, bukan malah menggandeng perusahaan swasta.

"Swasta tidak bisa mengambil alih peran negara, seperti redistribusi sumber daya agraria, keanekaragaman hayati dan pengetahuan tradisional, karena alamiahnya mereka mencari laba," tegas Ketua Umum Serikat Petani Indonesia, Henry Saragih (Selasa, 21/4).

Henry mengungkapkan itu terkait pernyataan Presiden Joko Widodo dalam acara pelaksanaan Forum Ekonomi Dunia untuk Asia Timur (World Economic Forum for East Asia) di Jakarta selama tiga hari (19-21 April).

Dalam acara yang dihadiri tidak kurang dari 700 pengusaha dari 41 negara asing tersebut, Jokowi lagi-lagi mengundang asing untuk menanamkan investasinya di Indonesia. (Baca: Jokowi: Jika Menemui Masalah dalam Berinvestasi, Silahkan Hubungi Saya)

Para CEO pimpinan perusahaan pertanian yang hadir antara lain Cargill, DuPont, Monsanto, Nestlé, Syngenta, dan lainnya.

Henry mengakui, Indonesia memang menjanjikan pasar yang sangat menjanjikan bagi perusahaan transnasional seperti Cargill, Syngenta, hingga Monsanto. Namun dia menegaskan, pemerintahan Jokowi-JK seharusnya membatasi investasi swasta di bidang pertanian.

"Inilah mengapa mereka sangat berhasrat berinvestasi di sini. Cargill contohnya, mereka sudah siap investasi US$ 1 milyar khusus untuk kakao," kata Henry.

Sementara itu dana perbaikan untuk pupuk, irigasi dan benih untuk tahun 2015 hanya” berkisar sebesar Rp 15 trilyun-atau US$1,2 miliar.

"Bagaimana kita bisa berdaulat pangan jika investasi dari APBN hampir sama dengan investasi perusahaan untuk kakao? Ini menggarisbawahi kekalahan negara dari swasta di pertanian," ungkapnya. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Survei Indikator: China Negara Kawan Terdekat Indonesia

Kamis, 17 Oktober 2024 | 10:10

Teguh Setyabudi Gantikan Heru Budi Jabat Pj Gubernur

Kamis, 17 Oktober 2024 | 10:00

Doa Cak Imin, Prabowo Sukses Memimpin Indonesia

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:51

Kediaman Prabowo di Hambalang Disesaki Karangan Bunga

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:50

Lagi, Israel Serangan Menara Pasukan UNIFIL di Lebanon

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:50

BI Bakal Kenakan Sanksi Buat Pedagang yang Kenakan Biaya Tambahan QRIS

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:47

Gembleng Calon Menteri di Akmil, Prabowo Tak Ingin Anggota Kabinet Jadi Penjahat

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:42

Dibayangi Apple, Samsung Masih Kuasai Pasar Smartphone Global

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:29

Makin Dekat Pelantikan Prabowo-Gibran, Ini Pesan Persis

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:19

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut, Bukti Ekonomi Indonesia Tangguh

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:15

Selengkapnya