Berita

Bisnis

Kadin Kecam Deklarasi Anti Tembakau

SENIN, 20 APRIL 2015 | 11:12 WIB | LAPORAN:

Wakil Ketua Umum Kadin Jawa Timur sekaligus Ketua Tim Revitalisasi Tembakau, Deddy Suhajadi menilai kampanye anti tembakau yang gencar belakangan ini akan mengganggu industri hasil tembakau (IHT). Apalagi pemerintah saat ini memasang target cukai sangat besar.

Menurut Deddy, kampanye negatif seperti deklarasi anti tembakau, sama saja mengganggu konsentrasi para pengusaha yang saat ini difokuskan bagaimana memenuhi target cukai yang sangat tinggi dari pemerintah.

Ia khawatir, dengan gangguan kampanye hitam di tengah iklim usaha yang kurang kondusif membuat beban pengusaha makin meningkat.


"Sekarang ini dalam posisi yang alamnya yang sangat rawan tidak tercapai target," ucap dia, Senin (20/4).

Ia berharap selain kampanye negatif dikurangi, pemerintah juga membuat grand design bagaimana melindungi industri hasil tembakau terutama pabrik-pabrik kecil agar tidak gulung tikar dengan kenaikan cukai tinggi. Tanpa ada sokongan pemerintah maka hal buruk seperti permainan pita cukai dikhawatirkan bisa terjadi.

Deddy menegaskan, meski kampanye negatif terhadap tembakau tiap waktu terus bergulir, namun kontribusi terhadap APBN tak kunjung turun. Target cukai berapa pun selalu bisa dipenuhi. Maka tak heran sumbangan IHT nomor dua setelah migas.

Agar kontribusi semakin besar, maka beragam kampanye harus disingkirkan sekaligus industri diberi keringanan seperti ada pajak khusus, kemudian fasilitas kredit, juga diberikan penghargaan bagi mereka yang mencapai target.

"Kampanye negatif ini selalu dipengaruhi kepentingan persaingan dagang dari pihak luar, karena pasar dalam negeri sangat besar," tegasnya.

Kadin menilai deklarasi anti tembakau kental aroma kepentingan pihak asing untuk membuat Industri Hasil Tembakau di dalam negeri makin tidak berkutik.

"Deklarasi itu sangat mengagetkan. Saya menilai pasti ada orang atau pihak tertentu me-remote dari luar, apalagi deklarasi itu dilakukan di jantung industri tembakau, yakni Jawa Timur. Ada grand design dari asing pokoknya Indonesia jangan berdiri sebagai negara industri," tandas,
 
Ia setuju dengan Ketua Gabungan Perusahaan Rokok (Gapero) Jawa Timur, Sulami Bahar bahwa jika memang anti tembakau anti rokok tidak usah dideklarasikan karena rawan konflik kepentingan.
Sulami curiga, deklarasi itu ditunggangi pihak-pihak tertentu yang selama ini selalu merongrong industri hasil tembakau nasional.
 
Ia khawatir, sikap antipati terhadap tembakau yang mulai masuk ke daerah, juga dipengaruhi kepentingan kampanye antitembakau yang disponsori agen-agen industri internasional.[wid]
 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya