Berita

Peringatan 60 Tahun KAA, Momentum Lawan Imperialism/Neo-Kolonialisme

SENIN, 20 APRIL 2015 | 05:13 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Di tengah teriakan-teriakan dan tuntutan akan keadilan global, pengurangan kesenjangan dan kemiskinan, pajak tinggi bagi orang kaya, maka Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 di Indonesia harus menjadi momentum kebangkitan, bukan seremoni dan untuk lobi dagang.

Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik, Agus Jabo Priyono, menegaskan, Bandung Spirit dengan Dasasila-nya harus dikembalikan pada ruh sejatinya: anti imperialism/neo-kolonialisme.

"Lewat semangat Dasasila Bandung 1955, rakyat di lebih dari 30 negara dapat dibebaskan dari kolonialisme; merdeka dan mencari jalan untuk mandiri dan bermartabat," tegas Agus Jabo dalam siaran persnya (Minggu, 19/4).

Karena itu dia mengingatkan, peringatan Konferensi Asia Afrika jangan diselewengkan menjadi agenda penguatan sistem kapitalisme global karena hanya membicarakan suatu reformasi-reformasi ekonomi yang bersifat tambal sulam tanpa upaya melepaskan cengkeraman imperialisme-neoliberal atas rakyat Dunia Ketiga.

Kesepakatan New Asian African Strategic Partnership (NAASP) atas Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika yang digulirkan pada peringatan KAA ke-50 tahun 2005 yang dilanjutkan pada event KAA tahun 2015 ini hendaknya tidak menjadi kuda tunggangan kepentingan negara-negara maju untuk melanggengkan hegemoninya pada negara berkembang.

"NAASP memang secara prinsip ditujukan untuk memperkuat multilateralisme, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan perdamaian dan keamanan global, dan mengupayakan jalur pertumbuhan berkelanjutan antara kedua kawasan. Tetapi jika diturunkan ke tingkat program yang lebih praktis rentan dengan agenda terselubung kapitalisme global," ungkapnya.

Selain itu pula dia menambahkan, rencana Pemerintah untuk menaikkan isu kemerdekaan Palestina dalam forum ini patut dihargai sebagai hal yang positif.

"Tapi untuk menghindari pandangan yang salah bahwa isu tersebut sekadar untuk memoles acara peringatan KAA terlihat ‘sedikit berbeda’, maka selayaknya pemerintah Indonesia cq Presiden Joko Widodo mengajukan proposal tindakan yang lebih aktif dalam membendung zionisme dan mendukung terbentuknya negara Palestina yang berdampingan secara damai dan setara dengan Israel," tekannya.

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Survei Indikator: China Negara Kawan Terdekat Indonesia

Kamis, 17 Oktober 2024 | 10:10

Teguh Setyabudi Gantikan Heru Budi Jabat Pj Gubernur

Kamis, 17 Oktober 2024 | 10:00

Doa Cak Imin, Prabowo Sukses Memimpin Indonesia

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:51

Kediaman Prabowo di Hambalang Disesaki Karangan Bunga

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:50

Lagi, Israel Serangan Menara Pasukan UNIFIL di Lebanon

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:50

BI Bakal Kenakan Sanksi Buat Pedagang yang Kenakan Biaya Tambahan QRIS

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:47

Gembleng Calon Menteri di Akmil, Prabowo Tak Ingin Anggota Kabinet Jadi Penjahat

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:42

Dibayangi Apple, Samsung Masih Kuasai Pasar Smartphone Global

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:29

Makin Dekat Pelantikan Prabowo-Gibran, Ini Pesan Persis

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:19

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut, Bukti Ekonomi Indonesia Tangguh

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:15

Selengkapnya