Nama perwira tinggi Polri ini kian mencuat setelah ditetapkan Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Kapolri. Ia tak lain Komjen Badrodin Haiti.
Ia ditunjuk menggantikan Komjen Budi Gunawan yang dibatalkan pencalonannya. Badrodin Haiti, nama yang cukup unik. Sebutan Badrodin tak sulit ditemukan di Jawa Timur, khususnya Madura. Berbeda dengan Haiti, yang tak lain dikenal sebagai nama sebuah negara di Karibia.
Putra keempat dari 10 bersaudara ini merupakan pasangan seorang ulama di Desa Paleran Umbul Sari Jember Jawa Timur Haji, yakni Ahmad Haiti dan istrinya, Siti Aminah. Badrodin dilahirkan di Desa Paleran pada 24 Juli 1958.
Lulusan AKABRI Kepolisian tahun 1982 ini awalnya ingin menjadi penerbang pesawat tempur. Ternyata hasil psikotesnya lebih cocok menjadi anggota Polri. Terbukti, ia menjadi lulusan terbaik dan meraih penghargaan 'Adhi Makayasa' sewaktu menamatkan pendidikannya di AKABRI Kepolisian.
Dalam buku biografinya berjudul '
Tangan Dingin Jenderal Poso Damai' karya jurnalis Elkana Lengkong, Komjen Polisi Badrodin Haiti tercatat berhasil meredam konflik dan tindak kekerasan kelompok teroris di wilayah Poso saat menjabat Kapolda Sulawesi Tengah tahun 2006-2008.
Predikat meraih 'Adhi Makayasa' tidak hanya dibuktikan saat di bangku pendidikan, namun juga di lapangan.
Karirnya dimulai saat menapaki pendidikan di PTIK sebagai lulusan terbaik angkatan ke XXIV tahun 1989 dengan penghargaan 'Adhi Wira'. Berlanjut pendidikan di Sespim Polri angkatan ke XXXIII, lulus tahun 1998.
Lagi-lagi Badrodin didapuk sebagai lulusan terbaik juga penghargaan Wibawa Seroja Nugraha saat menempuh pendidikan Lemhanas RI-KRA angkatan 36 tahun 2003.
Beberapa jabatan strategi kewilayahan pernah dipercayakan kepadanya. Yaitu Kapolres Surabaya tahun 1998-2000, Kapolres Purbolinggo selama 10 bulan (2000), Kapoltabes Medan, Sumatera Utara (2000-2003) dan Kapoltabes Semarang Jawa Tengah (2004).
Setelah itu ia berturut-turut menjabat Kapolda Banten tahun 2005, Ses Lemdiklat Polri selama enam bulan, dan Kapolda Sulawesi Tengah (2006).
Selama bertugas di Sulteng, Badrodin berhasil mengeksekusi tiga terpidana mati para teror yakni Febianus Tibo,Dominggus Da Silva dan Marinus Riwu.
Lepas jabatan Kapolda Sulteng, Badrodin kemudian diangkat menjadi Direktur Kamtranas Bareskrim Polri selama 10 bulan. Berikutnya Kapolda Sumatera Utara, Kadiv Hukum Polri, Kapolda Jawa Timur, Korsahil Kapolri, Asisten Operasi Kapolri, termasuk Kabahrkam.
Selama karirnya, terhitung dua kali menjabat wakil. Pertama, wakil kepala Polres Jakarta Timur selama tujuh bulan dan satunya lagi wakil kepala Polri yang dijabat sejak 4 Maret tahun 2014 hingga kini.
Pertengahan April 2015 ini, ia dijadwalkan mengikuti
fit and proper test di Komisi III DPR atas pencalonan dirinya sebagai Kapolri. Jika lolos, dipastikan Badrodin Haiti akan memperoleh kenaikan pangkat jenderal polisi penuh atau bintang empat.
[wid]