Berita

ari junaedi/net

Pidato Megawati Jelas untuk Sentil Jokowi

KAMIS, 09 APRIL 2015 | 12:43 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputeri saaat membuka Kongres IV PDI Perjuangan di Bali hari ini ternyata sarat dengan "sentilan-sentilan" terhadap kondisi pemerintahan saat ini.  Megawati malah menekankan revolusi mental belum menjadi pegangan pemerintahan sekarang ini.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi melihat pidato Megawati merupakan refleksi sikap "kekecewaan" Megawati dan PDIP terhadap rezim pemerintahan Jokowi sekarang ini. Tuduhan Megawati mengenai pembonceng-pembonceng "gelap" di pemerintahan Jokowi adalah sinyal tegas terhadap pembantu-pembantu Jokowi yang selama ini kerap melakukan blunder dan mencoreng kebijakan presiden.

"Harusnya Jokowi bisa mencamkan pidato Megawati, yang dikehendaki PDIP adalah jiwa kerakyatan dalam setiap kebijakan yang diambil pemerintah. Jokowi juga harusnya menyadari bercokolnya orang-orang yang menjadi pembantunya selalu menjadi brutus dalam setiap kebijakan yang pro rakyat karena mengincar kepentingan ekonomi belaka," tukas pengajar mata kuliah Humas Politik di Program Sarjana UI ini kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Kamis, 9/4).


Menurut Ari Junaedi, yang pengajar Program Pascasarjana UI, tidak cukup sulit untuk menebak arah pidato Megawati kepada siapa pihak yang disasar.  Ia menduga kekecewaan Megawati lebih ditujukan kepada Sekretaris Kabinet Andi Wijayanto, Menteri BUMN Rini Suwandi dan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan.

"Melihat arah kebijakan pemerintahan yang neoliberalisme dengan menyerahkan harga-harga kebutuhan pokok sesuai mekanisme pasar, ada baiknya Jokowi menyadari ada yang salah dalam pemerintahannya. Bukankah Megawati kembali mengingatkan Jokowi untuk menepati janji kampanyenya sebagai ikatan suci dengan rakyatnya," demikian Ari Junaedi, yang juga dosen S2 di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya