Berita

Menko Perekonomian Sofyan Djalil

Bisnis

Hingga Maret, Belanja Infrastruktur Masih Nol

RABU, 08 APRIL 2015 | 09:55 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Penyerapan belanja in­frastruktur tahun ini masih nol. Alasannya masih tahap tender.

Padahal, realisasi belanja negara sudah terserap 18 persen dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 sebesar Rp 1.984 triliun.

Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, belanja yang sudah dilakukan pemerintah ada­lah belanja rutin. "Belanja rutin itu seperti belanja pegawai dan trans­fer ke daerah," katanya, kemarin.


Sedangkan, belanja untuk infrastruktur masih dalam tahap tender. Kendati begitu, kata dia, pemerintah akan menggeber ten­der untuk proyek pembangunan infrastruktur pada bulan ini.

Sofyan juga ngeles, realisasi be­lanja negara yang sebesar 18 persen masih lebih baik jika dibandingkan pada periode Januari-Maret 2014 yang sebesar 15 persen.

Dia mengatakan, belanja-be­lanja proyek infrastruktur me­mang masih dalam tahap tender mengingat APBNP 2015 baru di­sahkan pada pertengahan Februari. "Artinya baru satu setengah bulan. Jadi, yang bisa dikeluarkan ya dikeluarkan," tegasnya.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menarik investasi di bidang in­frastruktur melalui penanaman modal asing (PMA).

"Biasanya kalau PMA itu bi­caranya mengenai manufaktur, jasa, ritel, sekarang kami juga harus makin aktif menarik PMA di bidang infrastruktur, karena infrastruktur sekarang sudah menjadi lahan investasi yang menarik," ujarnya.

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIP­MI) Bahlil Lahadalia berharap, pemerintah membuka seluas-lu­asnya partisipasi pengusaha lokal dan daerah dalam kegiatan pem­bangunan. Terutama pengerjaan proyek infrastruktur di daerah yang kerap dimonopoli BUMN.

"Untuk proyek-proyek penger­jaan dengan nilai yang sangat kecil, HIPMI ingin ambil bagian, jangan BUMN terus yang ngam­bil," ujar Bahlil.

Dikatakan Bahlil, terdapat banyak potensi-potensi pengusaha muda di daerah yang mampu bersaing untuk membangun infrastruktur. Apalagi, pemerintahan Jokowi sedang membangun banyak proyek in­frasturktur dari Sabang sampai Merauke. "Harus ada pemerataan. Nggak boleh hanya bertumpu di satu wilayah," tukasnya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya