Berita

ilustrasi/net

KONGRES PDI PERJUANGAN

Tiga Hal Penting Ini Harus Dirumuskan Kongres PDI Perjuangan

RABU, 08 APRIL 2015 | 10:20 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Kongres IV PDI Perjuangan di Bali harus merumuskan tiga hal penting. Pertama, merumuskan kembali karakter PDI Perjuangan sebagai partai ideologis di tengah kecenderungan pragmatisme partai-partai yang menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap partai politik.

Kedua, melakukan evaluasi terhadap kinerja pemerintah yang mengalami kecenderungan penurunan tingkat kepercayaan publik. Ketiga, membangun saluran komunikasi yang efektif antara PDIP dan Presiden Jokowi selama penyelenggaraan pemerintahan lima tahun ke depan.

"Penegasan PDIP sebagai partai ideologis harus ditunjukkan dalam Kongres melalui penegasan terhadap ide tentang Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian (Trisakti) yang direalisasikan melalui agenda prioritas yang terumuskan dalam dokumen Nawacita," kata pengajar ilmu politik Universitas Padjadjaran, Firman Manan, dalam keterangan beberapa saat lalu (Rabu, 8/4).


Dengan demikian, kata Firman, persamaan kepentingan yang seharusnya menyatukan Presiden Jokowi maupun kader-kader PDIP lainnya adalah adanya komitmen dan konsistensi untuk bersama-sama merealisasikan Trisakti serta Nawacita melalui berbagai agenda politik dan pemerintahan yang pro-rakyat.Kongres juga selayaknya mengevaluasi berbagai kebijakan dan program pemerintah yang terkait dengan upaya realisasi Nawacita. Evaluasi juga perlu dilakukan terhadap kinerja Presiden serta kabinetnya.
 
"Hasil evaluasi terhadap kebijakan serta kinerja pemerintah tersebut dapat dirumuskan dalam rekomendasi Kongres terhadap pemerintah. PDIP mempunyai kepentingan agar pemerintah berjalan pada jalur yang benar karena tingkat penerimaan serta kepercayaan publik terhadap PDIP sebagai partai yang memerintah akan ditentukan oleh baik buruknya performa penyenggaraan pemerintahan," katanya.
 
Ia juga menyarankan agar komunikasi antara Presiden Jokowi dan PDIP yang selama ini kurang efektif harus dperbaiki. Hal yang perlu diperbaiki itu antara lain dengan melakukan reposisi hubungan antara Presiden Jokowi dengan PDIP. Hal tersebut misalnya dapat dilakukan dengan mendudukkan Presiden dalam struktur partai walaupun tentunya bukan dalam posisi yang mengganggu kinerjanya sebagai Presiden seperti posisi Dewan Pertimbangan.

Adanya kedudukan jabatan Jokowi dalam struktur partai diharapkan dapat membangun ikatan psikologis antara Presiden dengan PDIP sekaligus memecah sumbatan saluran komunikasi. Bagi Presiden Jokowi, sambung Firman, upaya merealisasikan berbagai kebijakan serta program yang berpedoman pada Trisakti dan Nawacita menjadi penting karena selain menjadi pedoman untuk merealisasikan janji-janji politiknya.
 
"Karena Trisakti dan Nawacita merefleksikan garis perjuangan ideologi PDIP. Presiden Jokowi dan PDIP mempunyai kepentingan untuk selalu membangun komunikasi politik yang efektif agar pemerintahan berjalan secara efektif untuk merealisasikan visi dan misi Presiden yang sekaligus menjadi bagian dari garis perjuangan ideologi PDIP," demikian Firman. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya