. Bocornya kritikan Akbar Faizal kepada Deputi Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho mendapat respon beragam, termasuk dari elemen pendukung Jokowi-JK. Lembaga Kajian Pusaka Trisakti yang berisikan die hard lingkaran Jokowi-PDIP dan JK berpendapat berbeda.
"Apa yang disampaikan Akbar tidak harus ditelan mentah-mentah dan tidak sepenuhnya tepat. Tetapi sebagai wacana renungan, sah saja," ujar Direktur Eksekutif Pusaka Trisakti Fahmi Habsyi di Jakarta (Senin, 6/4).
Ia mengungkapkan bahwa ketika Akbar bicara Eva Sundari menikah dengan orang Timor Leste ketika berkuliah di London tidak valid.
"Yang ada Eva menikah menggunakan Buku Nikah Indonesia Provinsi Timor Timur sebelum referendum. Mana terbayang saat nikah bahwa Habibie setuju refrendum Timtim lepas dari NKRI. Gila aja harus bercerai keluarga hanya karena negara tidak mampu jaga kedaulatan," ujarnya
Ia meyakini Jokowi akan sukses menjadi presiden jika bisa mengulangi model kerjasama saat jadi Walikota Solo dan Gubernur DKI dengan berbagi peran dengan wakilnya. Saat itu Jokowi yang di lapangan dan menentukan target dan wakilnya yang jaga kandang birokrasi dan komunikasi politik parlemen. Kapasitas F.X Rudi, Ahok, dan Pak JK setali tiga uang dengan skala wilayah yang berbeda.
"Indahnya jika kekurangan masing-masing pihak bisa saling melengkapi. Pola kerjasama kepemimpinan Jokowi saat dulu yang sudah teruji yang tepat diaplikasikan kembali. Daripada berjudi dengan pola dan model yang mungkin belum pernah dilakukan Jokowi," tandasnya.
Fahmi, lanjutnya, menyarankan agar siapapun
stakeholder yang mendapat kepercayaan dari Jokowi agar dapat menjaga ucapan agar tidak mencederai dan merendahkan elemen-eleman lain yang berjuang dengan segala pengorbanan untuk mengusung dan memenangkan Jokowi-JK.
"Jika kita belum mampu membahagiakan kawan-kawan yang berjuang, minimal jangan menyakiti perasaannya, " demikian Fahmi.
[ysa]