Berita

ilustrasi

Bisnis

Data Ekspor Berbeda, Negara Terancam Rugi

SENIN, 06 APRIL 2015 | 08:15 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Perbedaan pencatatan ekspor migas dan mineral dinilai merugikan negara. Pemerintah diminta mengawasi ketat pintu keluar ekspor.

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Kewirausahaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edy Putra Irawady mengungkapkan, pihaknya menemukan perbedaan dalam sejum­lah pencatatan ekspor komoditas migas dan mineral.

Misalnya, kata dia, dalam cata­tan ekspor light petroleum oil ke Singapura senilai 79,7 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada 2013. Namun, angka tersebut ternyata ber­beda dengan data negara tersebut.


"Menurut mereka, impor dari kita sebesar 487,8 juta dolar AS. Artinya yang harus kita kejar adalah nilai 408,8 juta dolar AS. Itu ke mana? Mungkin di tengah laut atau di mana," ujarnya.

Menurutnya, perbedaan data statistik perdagangan itu per­lu dipertanyakan karena bisa merugikan negara. Selain itu, pihaknya juga akan terus men­cari dari mana kesalahan tersebut berasal agar bisa meningkatkan efektivitas perdagangan.

Selain pada sektor migas, lanjut dia, perbedaan data juga terjadi pada ekspor batu bara. Dia mencontohkan, ekpor ke India tercatat 3,5 miliar dolar AS, tapi yang dilaporkan India telah mengimpor dengan total nilai 6,8 miliar dolar AS.

Kemudian nilai ekspor crude petroleum oil (CPO) ke India, lanjut Edy, yang tercatat di In­donesia sebesar 2,3 miliar dolar AS. Namun, yang dicatat oleh mereka lebih dari dua kali lipat, atau 4,9 miliar dolar AS.

"Ke Thailand pun kita temukan perbedaan. Ekspor min­yak mentah ke negara tersebut pada 2013 senilai 840 juta dolar AS, tetapi yang mereka laporkan nilai impor dari kita mencapai 1,5 miliar dolar AS," lanjutnya.

Untuk itu, Edy mengatakan, diperlukan letter of credit (LC) dalam setiap transaksi perdagangan luar negeri guna mengeta­hui dan mengawasi komoditas ekspor. "Perbedaan data atau statistik perdagangan itulah yang tadinya menjadi dasar penerapan wajib LC," ujarnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, perbedaan data bisa jadi karena kurangnya pen­gawasan. "Saya kira kemungki­nannya banyak. Geografis kita itu luas, tidak bisa pintu keluar-masuk semua diawasi," kata Sudirman.

Hal inilah yang diakui Sudirman menjadi pekerjaan rumah pemerintah. "Selisih itu disebabkan karena apa. Kalau masih ada per­bedaan, ini menjadi PR kita untuk menelusurinya," ujarnya.

Ia mengatakan, seluruh ekspor migas telah sesuai dengan pencatatan dan memenuhi syarat yang diajukan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag). Hal tersebut memenuhi syarat karena sejumlah poin, seperti asal dan tujuan komoditas.

"Alokasi ekspor dan harga juga telah tercatat pada institusi pe­merintahan, seperti SKK Migas, Kemendag, dan Bank Indonesia (BI)," tuturnya.

Sementara mengenai LC, Sudirman mengatakan, ekspor sektor migas telah mendapat persetujuan penangguhan oleh Kemendag. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya