Berita

Jokowi-JK

Adhie M Massardi

Hukum Mengkritik Pemerintahan yang Baru Berjalan Beberapa Bulan

JUMAT, 03 APRIL 2015 | 21:58 WIB

DIPERBOLEHKAN bagi kalian mengeritik pemerintahan, bahkan mempersalahkan pemerintahan itu, sekalipun baru berjalan beberapa bulan.
 
Bagi kalian (umat Islam), tentu paham bila jabatan atau kedudukan, lebih-lebih dalam pemerintahan, adalah merupakan amanah. Maka menjalankan pemerintahan bagi seorang yang menjabat atau presiden (pemimpin), merupakan ibadah.
 
Disebut ibadah karena tujuan (menjalankan) pemerintahan, sebagaimana dirumuskan dengan sangat cerdas oleh para pendiri negeri ini dalam pembukaan UUD 1945: ”membangun masyarakat adil dan makmur”.
 

 
Islam memang menghendaki terbangunnya masyarakat yang adil, menuju pencapaian kemakmuran. Baldatun tayyibatun wa rabbun ghafuur” (negara yang baik dan Tuhan Yang Maha Pengampun) adalah semboyan upaya kaum Muslimin membangun masyarakat yang demikian itu.
 
Lebih tegas lagi, Islam yang dipeluk mayoritas bangsa kita, memiliki adagium yang sangat penting: ”Kebijakan dan tindakan seorang pemimpin (presiden) atas rakyat yang dipimpin haruslah terkait langsung dengan kesejahteraan mereka” (tasyarruf al-imam ‘ala ar-ra’iyyah manuutun bi al-maslahah).
 
Jadi jelas, dalam Islam digambarkan betapa langsung dan lugasnya hubungan antara sang pemimpin dan rakyat yang dipimpinnya. Oleh sebab itu, indikator keberhasilan seorang pemimpin, tiada lain kecuali diukur dengan tingkat kesejahteraan rakyatnya. Semakin tinggi tingkat kesejahteraan rakyatnya, semakin berhasil kepemimpinnya.
 
Sebagaimana ibadah sholat yang sudah ditentukan dengan jelas arahnya (kiblat), demikian pula (kiblat) ibadah menjalankan pemerintahan. Dalam perspektif (negara) demokrasi, kiblat pemerintahan adalah janji waktu kampanye”. Sebab janji kampanye” itu yang membuat rakyat makmum kepadanya (memilih dalam pemilu).
 
Dalam hal pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, kita semua tahu, Nawacita” dan Trisakti” merupakan kiblat yang dicanangkan pemerintahannya.
 
Maka sebagaimana ibadah sholat, kita bisa langsung menegur dan meluruskannya apabila kita melihat saudara kita salah dalam menghadap kiblat. Tidak perlu menunggu sampai atahiyatul akhir.
 
Demikianlah dalam pemerintahan. Sudah bisa dikritik dan dipersalahkan apabila (sejak) langkah pertama mengganti kiblat dari menyejahterakan rakyat jadi memanjakan konglomerat (pemilik modal). Dari nasionalisme menjadi neo-liberalisme.
 
Maka apabila harus ditunggu sampai atahiyatul akhir”, bukan saja kita berdosa, tapi akan lebih banyak rakyat menjadi korban akibat kebijakan-kebijakan pemerintah yang salah. [***]
 
Jumat Agung, 3 April 2015
 
Adhie M. Massardi

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya