Berita

taufiqurrahman ruki/net

Hukum

Geram Di-"Bully", Ruki KPK Target 36 Kasus Rampung 9 Bulan

RABU, 01 APRIL 2015 | 22:14 WIB | LAPORAN:

. Geram ketiban getah dan jadi bulan-bulanan fitnah yang dinilai melemahkan keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Taufiqurrahman Ruki langsung menargetkan segera merampungkan penuntutan 36 kasus dugaan korupsi.

Dari jumlah itu, termasuk diantaranya kasus penyelewengan Pajak BCA yang menjerat Hadi Purnomo, kasus haji, serta kasus bekas Menteri ESDM, Jero Wacik.

"Saya ini masuk KPK, situasinya sudah seperti kemarin. Kok jadi saya jadi bulan-bulanan. Makanya, nanti 36 kasus ini harus selesai dalam 9 bulan. Mengapa 9 bulan? karena kami menjadi pimpinan kolegial selama 9 bulan," kata pelaksana tugas (Plt) Ketua KPK itu saat berkunjung ke redaksi Rakyat Merdeka di lantai 9, Gedung Graha Pena, Jakarta, Rabu (1/4).


Saat ini, menurutnya, banyak pihak tidak mengetahui KPK terus bekerja menuntaskan masalah-masalah korupsi yang tengah terjadi di negara ini. "KPK tak pernah landai dalam pemberantasan korupsi. Baru tadi pagi saya meneken surat penahan," imbuhnya.

Pensiunan jenderal bintang dua itu bilang, semua kegiatan penyelidikan, penyidikan dan upaya penuntutan kasus korupsi terus berjalan. "Memang yang seksi itu kalau ada operasi tangkap tangan (OTT). Tapi kan kita tidak bisa mengada-ngadakan, itu terus kita lakukan penyelidikan. Kalau memang ada OTT, bisa kita prioritaskan dan langsung ke penuntutan," sambung pria berusia 68 tahun itu.

Ruki tak datang sendirian, dia bersama dua pimpinan KPK lainnya, Zulkarnain dan Johan Budi. Protokoler dan pengawal pimpinan juga tidak ketinggalan.

Zulkarnain berbicara soal pencegahan. Kata dia, saat ini, KPK tengah memfokuskan upaya mencegah terjadinya kebocoran negara dari sumberdaya alam termasuk pula di bidang energi, kehutanan dan kelautan.

"Disitu banyak terjadi kebocoran negara," terangnya.

Sementara Johan mengatakan, ‎upaya pencegahan korupsi yang dilakukan KPK selama ini berhasil memberikan penambahan pemasukan negara secara riil sebesar Rp 270 triliun dari penerimaan pajak bukan pajak (PNBP). Demikian pula di bidang pertambangan, bahkan PT Freport telah memberikan tambahan pajak sebesar Rp 1,2 Triliun dari yang dilaporkan sebelumnya. [sam]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya