Berita

Bisnis

Harga Batu Bara Tertekan, Laba MBSS Turun 8,1 Persen

RABU, 01 APRIL 2015 | 17:48 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Bisnis batubara yang mengalami tekanan harga sepanjang tahun 2014 berdampak pada bisnis lainnya. Dampak ini dirasakan PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), perusahaan yang fokus pada jasa logistik pendukung industri batu bara.

Presiden Direktur MBSS, Rico Rustombi tak menampik tekanan pada bisnis batubara membuat marjin keuntungan perseroan di tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu sebesar 8,1% dari 40,2% menjadi 32,1%. Akibatnya, pendapatan perseroan juga mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar 15,8 juta dolar AS menjadi 135,3 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,76 triliun di 2014.

"Penurunan berasal dari penurunan pendapatan segmen barging sebesar US$15,4 juta dan segmen floating crane sebesar 0,4 juta dolar AS," kata Rico dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (1/4).


Meski demikian, Rico menegaskan bahwa perseroan telah bertindak cepat dengan memberikan win-win solution kepada klien-kliennya guna mempertahankan pangsa pasar dengan menurunkan tarif pengangkutan dengan kompensasi volume yang lebih tinggi atau jangka waktu kontrak yang lebih panjang.

"Melalui langkah strategis ini, dari 30% kontrak MBSS yang jatuh tempo, perseroan berhasil memperpanjang 40% dari kontrak yang jatuh tempo di tahun 2014. Sementara itu, kontrak yang tidak diperpanjang sebanyak 25% berhasil dikonversi menjadi kontrak baru dan 14% sisanya dialokasikan untuk melayani pasar spot," paparnya.

Menurut Rico, langkah strategis yang diambil perseroan tak lepas dari keunggulan struktur biaya yang menjadi andalan MBSS kepada klien-kliennya. Hal ini bisa dibuktikan dari kesuksesan perseroan ketika melakukan refinancing atas beberapa fasilitas kredit jangka panjang di tahun 2013.

Langkah ini berhasil menurunkan suku bunga efektif rata-rata perseroan dari 5,8% di tahun 2013 menjadi 5,4% di tahun 2014. Dengan kata lain, terjadi penurunan beban bunga dari 6,2 juta dolar AS di tahun 2013 menjadi 4,9 juta dolar AS di tahun 2014.

Sepanjang tahun 2014, pendapatan MBSS masih didominasi oleh segmen bisnis barging (70%) dan sisanya, 30%, dari segmen bisnis floating crane. Nah, begitu bisnis batubara mengalami tekanan, membuat volume untuk segmen barging mengalami penurunan sebesar 24% (y-o-y), namun volume segmen floating crane naik sebesar 3%. Penurunan volume barging ini didorong oleh tinggi pengangkutan batubara jarak (antar-pulau) dibandingkan pengangkutan jarak dekat (transshipment) karena meningkatnya kebutuhan domestik batu bara dan industri semen.

"Jadi, tahun 2014, perseroan total mengangkut 52,6 juta ton batu bara, terdiri dari 31,1 juta ton untuk segmen barging dan 21,5 juta ton untuk segmen floating crane," imbuhnya.

Meski demikian, kata Rico, penurunan pendapatan ini juga diimbangi oleh diperolehnya beberapa kontrak baru serta pendapatan dari pasar spot. Di sisi lain, faktor-faktor di atas juga menyebabkan laba bersih perseroan mengalami penurunan sebesar 18,2 juta dolar AS menjadi 20,1 juta dolar AS untuk tahun buku 2014.

"Jika dilakukan normalisasi dengan mengeluarkan pembayaran klaim PKPU sebesar 3,2 juta dolar AS kepada PT Great Dyke, laba bersih perseroan mencapai 23,3 juta dolar AS," tukasnya.[dem[ 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya