Berita

Bisnis

YLKI Dikritik Tak Paham Budaya

SENIN, 30 MARET 2015 | 11:27 WIB | LAPORAN:

Tak hanya petani dan aktivis buruh yang mengecam rencana Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menggugat Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa karena memberi rokok kretek secara gratis kepada Suku Anak Dalam di Sungai Kemang, Jambi. Budayawan pun ikut mengkritik sikap YLKI tersebut.

"Sikap YLKI itu bentuk arogansi satu budaya terhadap budaya lain. Anggaplah itu sikap modern terhadap tradisional karena hanya memandang satu sisi saja," tegas budayawan Al Zastrouw Ng, saat dihubungi wartawan, Minggu sore (29/3).
 
Dia mengingatkan, di sejumlah daerah rokok tidak hanya produk konsumsi namun juga alat komunikasi untuk menciptakan relasi sosial.
 

 
"Negosiasi dengan Suku Anak Dalam berhari-hari gagal, mereka tidak mau dipindahkan, setelah diplomasi rokok kepada para tumengggung, akhirnya mau dipindahkan. YLKI tidak pernah melihat bagian ini," jelas mantan sekretaris pribadi Presiden Abdulrahman Wahid ini.
 
Ia menilai, kritik YLKI dalam kasus Suku Anak Dalam tidak tepat secara konteks karena hanya dilihat secara parsial. Rokok dilihat seakan produk ilegal dan haram. Jika seperti itu, maka bisa dikatakan YLKI melakukan pemberangusan atas nama kesehatan.

"YLKI tidak paham konteks, apalagi pemberian produk tembakau itu dengan tujuan membangun komunikasi kultural. YLKI tidak paham komunikasi budaya," tegas pengurus Lembaga Kebudayaan Nahdatul Ulama (NU), Lesbumi.
 
Ia khawatir, protes YLKI semata demi kepentingan dana asing penyokong kampanye anti tembakau.

Al Zastrouw menyatakan, langkah Mensos juga sudah tepat. Ketika melihat ada hambatan kultural (cultural barrier), Mensos mampu menembus hambatan itu dengan membagikan rokok kretek. Lagipula, pemberian pun hanya kepada para Tumenggung sehingga tak menyalahi aturan.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya