Berita

adhie massardi

Adhie M Massardi

Membelah Parpol, Melemahkan NKRI

KAMIS, 19 MARET 2015 | 12:17 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Setelah era otonomi daerah, pemerintah pusat tidak bisa lagi mengontrol pemerintah daerah secara seksama. Maka, secara sosial-politik, hanya parpol yang jadi benang merah pengikat politik kebangsaan NKRI. Sedangkan TNI dan Polri, meskipun berjaringan nasional, fungsinya hanya untuk pertahanan dan keamanan.
 
Karena itu, dalam perspektif politik kebangsaan, memecah-belah parpol merupakan kejahatan politik yang harus dilawan karena akan berdampak sistemik dan berkepanjangan dalam pelemahan kedaulatan NKRI.
 

Hal ini disampaikan Sekjen Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI), Adhie M Massardi, kepada Kantor Berita Politik RMOL, menanggapi intervensi pemerintah lewat Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, dalam perpecahan di tubuh PPP dan Partai Golkar.
 
"Joko Widodo sebagai Kepala Negara seharusnya paham fungsi parpol sekarang merupakan pengikat utama NKRI. Sehingga tidak membiarkan, apalagi mendorong,  Yasonna Laoly masuk jauh ke dalam konflik PPP dan Partai Golkar, sehingga membuat perpecahan pandangan politik berubah jadi perpecahan kubu politik yang nyata," kata Adhie Massardi.
 
Adhie percaya, sesungguhnya setiap parpol memiliki mekanisme sendiri untuk menyelesaikan persoalan internalnya. Namun, begitu ada intervensi dari luar, persoalan internal berubah menjadi masalah kompleks berdampak politik secara nasional.
 
Jurubicara Presiden era Gus Dur ini mencontohkan. Intervensi Istana, dalam hal ini Presiden SBY, dalam konflik internal PKB (2008) antara kubu Gus Dur dan Muhaimin Iskandar, sukses membelah dan mengerdilkan partai kaum Nahdliyin itu. Akibatnya, sampai detik ini kaum Nahdliyin tetap terbelah. Padahal Nahdliyin merupakan salah satu kekuatan (Islam moderat) penopang NKRI secara spiritual.
 
Untuk mencegah terus berlanjutnya pelemahan parpol, bersama sejumlah tokoh pergerakan sipil (civil society) seperti Yudi Latif, Margarito Kamis, Bursyah Zarnubi, Marwan Batubara, Hatta Taliwang, Haris Moti, Syahganda, dan beberapa lainnya, Adhie Massardi menginisiasi terbentuknya "Gerakan Masyarakat Sipil Anti Pecah-belah Parpol".
 
"Ingat, sekarang sudah terjadi balkanisasi NKRI. Negeri ini sudah jadi kepingan-kepingan wilayah. Memang tidak secara fisik seperti di Eropa Timur (Uni Sovyet), melainkan secara sosial politik," tegas Adhie.
 
Ditambahkan Adhie, selain akibat kebodohan para politisi dan otonomi daerah, UU PMA Nomor 25 Tahun 2007 merupakan instrumen canggih balkanisasi NKRI. Karena UU PMA itu membentangkan karpet merah bagi para pemilik modal atau asing untuk beroperasi di daerah-daerah, tanpa perlu rekomendasi pemerintah pusat
 
Memang patut disayangkan rendahnya kualitas politisi nasional dalam memahami politik kebangsaan. Sehingga mereka asyik berebut kue-kue kecil, sedangkan kue besarnya dibiarkan dilahap para pemilik modal (asing). Penguasa berkutat mempertahankan pemerintahan dengan membelah-belah kekuatan parpol oposisi, tanpa memikirkan dampaknya bagi masa depan negara dan bangsa.
 
"Makanya, kami, gerakan masyarakat sipil anti-pecah-belah parpol, memilih menomorsatukan menyelamatkan NKRI dengan landasan Pancasila, dibandingkan menyelamatkan pemerintahan. Pemerintahan bisa berganti-ganti, tapi NKRI dan Pancasila harus tetap dijaga," pungkas Adhie. [ald]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya