. Setelah dilantik sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Taufiqurrahman Ruki jarang tampil di hadapan media maupun publik. Selain banyaknya persoalan yang mendera KPK, Ruki juga berdalih jarang muncul karena banyak tembakan yang mengarah kepadanya.
"Ini di luar kendali saya. Tanggal 21 Februari, hari Jumat saya datang bersama Anto (Indrianto Seno Adji). Saya langsung dibombardir, dihajar dengan berbagai masalah yang ternyata cukup besar, cukup seru dan sangat bertubi-tubi. Sikap saya sebagaimana kebiasaan kalau sedang ditembak saya freeze, membeku," katanya saat bincang-bincang bersama wartawan di kantor KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Rabu (18/3).
Dia menjelaskan, sikap membeku tersebut dimaksud untuk mempelajari berbagai persoalan yang mendera KPK. Termasuk, asal tembakan yang diarahkan kepadanya oleh banyak pihak. Tapi kini, setelah merasa cukup bekal untuk menghadapi berbagai persoalan Ruki berjanji akan tampil di hadapan publik.
"Sebulan ini saya akan terbuka dengan semuanya, dan saya harap semua pimpinan juga begitu. Sehingga, komunikasi tersambung dengan baik karena saya sudah membaca petanya apa, dan bagaimana yang terjadi dua bulan terakhir ini," jelas Ruki.
Untuk mengatasi berbagai persoalan di KPK, Ruki mengaku telah membangun sistem baru. Saat ini, tidak ada pimpinan KPK yang membawahi bidang-bidang tertentu karena semua pimpinan menangani seluruh persoalan.
"Pimpinan itu satu. Lima menangani satu, one for all, all for one seperti Three Musketeer. Kalau ada laporan yang mau disampaikan dari penindakan maupun pencegahan maka satgas mapun fungsional senior bersama direktur dan deputi menghadap ke pimpinan untuk menganalisa, memberi petunjuk ke para pelaksana teknis. Jadi tidak ada lagi bidang masing-masing yang memberi progress, itu langkah kecil yang strategis," demikian Ruki.
[sam]