Berita

ilustrasi

Bisnis

Harga Beras Turun Karena Dicampur Kualitas Jelek

RABU, 18 MARET 2015 | 08:05 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Para pedagang pasar mengung­kapkan, turunnya harga beras di bawah Rp 10.000 per kilogram dipengaruhi oleh maraknya pen­jualan beras oplosan.

"Ini bukan karena tata niaga beras yang sudah membaik," ujar Ketua Umum Ikatan Peda­gang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) Abdullah Mansuri, kemarin.

Kata Abdullah, beras oplosan merupakan campuran beras kualitas jelek dari Bulog dengan beras kualitas baru. Cara itu di­lakukan untuk menekan harga. "Selisih harganya Rp 2.000 per kg," ungkapnya.


Dia menyayangkan, maraknya penjualan oplosan seakan dibiar­kan pemerintah tanpa ada penga­wasan. Abdullah memprediksi harga beras belum mencapai harga normalnya.

Apalagi, kata dia, pemerintah juga menaikkan harga BBM Rp 200 per liter yang membuat harga beras terdong­krak 5 persen â€" 10 persen. Se­bab, komponen harga bahan pokok yang berasal dari BBM mencapai 20 persen.

Ketua Umum Koperasi Peda­gang Pasar Induk Cipinang Ja­karta Zulkifly Rasyid mengakui, beras mudah dipermainkan para spekulan, tetapi kenaikan harga beras yang pernah terjadi di Jakarta 30 persen murni karena pasokan yang kurang.

Supaya tidak terjadi lagi lon­jakan harga, ia mengingatkan, pemerintah agar operasi pasar (OP) yang dilakukan Perum Bulog lebih efektif disalurkan melalui Pasar Induk Cipinang. Penyaluran beras OP ke end user dianggap tidak terlalu efektif menurunkan serta menginter­vensi harga beras.

Data Kementerian Perdagangan mencatat harga beras relatif turun di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Penurunan harga ini ter­jadi pada harga beras medium dan harga beras premium. Harga beras premium turun 4-6,2 persen dan harga beras medium turun sekitar 4,2-7,4 persen.

Penurunan harga beras di Pasar Induk terjadi karena paso­kan beras bertambah 86,4 persen dari pasokan rata-rata pekan IV Februari 2015 sebanyak 2.280 ton menjadi 4.252 ton pada pe­kan II Maret 2015. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya