Tim ekonomi Jokowi yang berlatar belakang ekonomi mikÂro jadi sorotan karena gagal menjaga stabilitas ekonomi.
Direktur Center For BankÂing Crisis (CBC) Deni Daruri mengatakan, kinerja tim ekonomi di sektor makro sangat lemah. Hal ini bisa dilihat dari gagalnya mereka mengantisipasi menguatnya ekonomi Amerika. "Dampaknya nilai rupiah anjlok seperti saat ini. Rapornya merah ini," ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Padahal, kata dia, negara-negara lain sudah mengantisipasinya. Sementara, tim ekonomi Jokowi masih menyusun stimulus menÂgantisipasi anjloknya rupiah. "SeÂharusnya ini sudah disiapkan tim ekonomi, tapi mereka masih gaÂgap kelihatannya," lanjut Deni.
Dia menilai, komposisi tim ekonomi Jokowi banyak diÂkuasai oleh orang mikro. Dia mencontohkan, Menko PerÂekonomian Sofyan Djalil orang mikro, karena latar belakangnya BUMN. Menteri BUMN Rini Soemarno juga latar belakangÂnya mikro, yaitu Astra. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel juga lebih ke mikro latar belaÂkangnya.
"Bahkan Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro juga buÂkan orang makro," katanya.
Dengan kejadian rupiah ini, dia bilang, memperlihatkan jika tim ekonomi Jokowi lemah. Karena itu, dia menyarankan, agar Jokowi merombak tim ekonominya. "Jokowi harus memasukkan orang makro di tim ekonominya," saran Deni.
Menurutnya, penguatan ekonomi Amerika akan terus berÂlangsung. Jika tidak ada langÂkah antisipasi dari tim ekonomi Jokowi, maka siap-siap nilai rupiah Indonesia akan semakin anjlok.
Dia menambahkan, tim ekonomi Jokowi tidak segesit tim ekonomi di era pemerintah sebelumnya.
Pengamat ekonomi dan perÂbankan Yanuar Rizki mengatakan, kinerja tim ekonomi Jokowi kurang maksimal. "Market inteligen kurang oke. Penguasaan masalah juga kurang oke," ujarnya kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Selain itu, dia bilang, tim yang ada sekarang kurang solid, dan lebih banyak struktur mikronya. Padahal, dalam menjaga perekoÂnomian dibutuhkan kemampuan market inteligen untuk melihat berapa duit beredar dan siapa peÂmainnya. Selain itu, tim ekonomi juga harus menguasai makro dan mikro. "Jika ingin tetap bertahan, Jokowi harus me-review lagi tim ekonominya," katanya.
Namun, dia enggan, merinci siapa saja tim ekonomi yang harus diganti. Menurutnya, yang terpenting dalam tim ekonominya ada orang makro, mikro, dan menguasai market inteligen.
Pengamat ekonomi Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) Ichsanuddin Noorsy mengataÂkan, tim ekonomi Jokowi tidak memadai. Dia mencontohkan, terkait dengan anjloknya rupiah, mereka malah menyalahkan fakÂtor eksternal. "Padahal ekonomi kita rapuh," ujarnya.
Menurutnya, mereka tidak perÂnah berpikir kenapa duit yang beÂredar lebih banyak dibandingkan yang masuk. Noorsy menilai, tim ekonomi juga tidak memahami jika dunia sedang menghadapi perang perekonomian. "Saat ini Amerika sedang perang ekonomi dengan China dan Rusia. Ini berÂdampak pada ekonomi nasional," katanya.
Untuk mengantisipasi itu, dia bilang, dengan mengendalikan nilai tukar dan mengguasai sumÂber daya alam. "Ekonomi dunia baik, kita terpuruk. Ekonomi dunia terpuruk, kita terpuruk," katanya. ***