Berita

ilustrasi

Bisnis

Tim Ekonomi Jokowi Butuh Orang Ahli Makro

Sofyan Djalil Cs Dinilai Nggak Bisa Jinakkan Rupiah
SENIN, 16 MARET 2015 | 09:17 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Tim ekonomi Jokowi yang berlatar belakang ekonomi mik­ro jadi sorotan karena gagal menjaga stabilitas ekonomi.

Direktur Center For Bank­ing Crisis (CBC) Deni Daruri mengatakan, kinerja tim ekonomi di sektor makro sangat lemah. Hal ini bisa dilihat dari gagalnya mereka mengantisipasi menguatnya ekonomi Amerika. "Dampaknya nilai rupiah anjlok seperti saat ini. Rapornya merah ini," ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Padahal, kata dia, negara-negara lain sudah mengantisipasinya. Sementara, tim ekonomi Jokowi masih menyusun stimulus men­gantisipasi anjloknya rupiah.  "Se­harusnya ini sudah disiapkan tim ekonomi, tapi mereka masih ga­gap kelihatannya," lanjut Deni.


Dia menilai, komposisi tim ekonomi Jokowi banyak di­kuasai oleh orang mikro. Dia mencontohkan, Menko Per­ekonomian Sofyan Djalil orang mikro, karena latar belakangnya BUMN. Menteri BUMN Rini Soemarno juga latar belakang­nya mikro, yaitu Astra. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel juga lebih ke mikro latar bela­kangnya.

"Bahkan Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro juga bu­kan orang makro," katanya.

Dengan kejadian rupiah ini, dia bilang, memperlihatkan jika tim ekonomi Jokowi lemah. Karena itu, dia menyarankan, agar Jokowi merombak tim ekonominya. "Jokowi harus memasukkan orang makro di tim ekonominya," saran Deni.

Menurutnya, penguatan ekonomi Amerika akan terus ber­langsung. Jika tidak ada lang­kah antisipasi dari tim ekonomi Jokowi, maka siap-siap nilai rupiah Indonesia akan semakin anjlok.

Dia menambahkan, tim ekonomi Jokowi tidak segesit tim ekonomi di era pemerintah sebelumnya.

Pengamat ekonomi dan per­bankan Yanuar Rizki mengatakan, kinerja tim ekonomi Jokowi kurang maksimal. "Market inteligen kurang oke. Penguasaan masalah juga kurang oke," ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Selain itu, dia bilang, tim yang ada sekarang kurang solid, dan lebih banyak struktur mikronya. Padahal, dalam menjaga pereko­nomian dibutuhkan kemampuan market inteligen untuk melihat berapa duit beredar dan siapa pe­mainnya. Selain itu, tim ekonomi juga harus menguasai makro dan mikro. "Jika ingin tetap bertahan, Jokowi harus me-review lagi tim ekonominya," katanya.

Namun, dia enggan, merinci siapa saja tim ekonomi yang harus diganti. Menurutnya, yang terpenting dalam tim ekonominya ada orang makro, mikro, dan menguasai market inteligen.

Pengamat ekonomi Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) Ichsanuddin Noorsy mengata­kan, tim ekonomi Jokowi tidak memadai. Dia mencontohkan, terkait dengan anjloknya rupiah, mereka malah menyalahkan fak­tor eksternal. "Padahal ekonomi kita rapuh," ujarnya.

Menurutnya, mereka tidak per­nah berpikir kenapa duit yang be­redar lebih banyak dibandingkan yang masuk. Noorsy menilai, tim ekonomi juga tidak memahami jika dunia sedang menghadapi perang perekonomian. "Saat ini Amerika sedang perang ekonomi dengan China dan Rusia. Ini ber­dampak pada ekonomi nasional," katanya.

Untuk mengantisipasi itu, dia bilang, dengan mengendalikan nilai tukar dan mengguasai sum­ber daya alam. "Ekonomi dunia baik, kita terpuruk. Ekonomi dunia terpuruk, kita terpuruk," katanya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya