Berita

Bisnis

Seleksi Dirjen Bea dan Cukai harus Libatkan KPK-PPATK

SENIN, 16 MARET 2015 | 06:41 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Dirjen Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, mempunyai posisi yang strategis. Karena merupakan mengurusi aspek pemasukan negara. Karena itu, Pemerintah sebaiknya melibatkan KPK dan PPATK dalam memilih Dirjen Bea dan Cukai tersebut.

"Ini (melibatkan KPK-PPATK) termasuk cara menteri mengawal proses reformasi brirokrasi dan mencari calon pimpinan secara akuntable," jelas Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Ade Irawan (Senin, 16/3).

Karena menurutnya, KPK dan PPATK punya kewenangan untuk mematau data-data untuk yang bisa mengungkap latar belakang calon. Dua lembaga tersebut memiliki cara khusus untuk mengetahui seseorang bersih atau tidak dari korupsi.

"Untuk mengetahui latar belakang calon Dirjen Bea dan Cukai perlu melibatkan pihak eksternal yang independen. Di antaranya adalah KPK dan PPATK," jelasnya.

Setelah ditelusuri rekam jejaknya, KPK dan PPATK memberikan rekomendasi ke instansi yang sedang melakukan seleksi pejabat.

Selain itu, dengan melibatkan KPK, besar kemungkinan pejabat terpilih yang menjadi dirjen adalah orang yang terbaik. Selain Dirjen Bea dan Cukai, Ade mengatakan, pelibatan KPK dan PPATK juga bisa untuk memilih pejabat-pejabat strategis lainnya.

Menurutnya, melibatkan KPK-PPATK dalam memilih pejabat harus menjadi tradisi agar terpilih calon yang bersih dari korupsi. Makanya memang perlu kemauan politik yang kuat dari pemerintah. "Kalau perlu, proses pelibatan KPK ini dibakukan dengan dibentuknya aturan perundang-undangan," tandasnya.

Seperti diketahui, Kementerian Keuangan akan melakukan seleksi terbuka untuk mencari pengganti Dirjen Bea Cukai Agung Kuswandono. Agung sendiri akan menjabat salah satu posisi di Kementerian Koordinator Kemaritiman. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

LPSK Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus bagi Korban Kekerasan Seksual

Jumat, 18 Oktober 2024 | 05:57

Siap-siap, Toyota bZ4x Segera Dijual Usai Dipakai Acara Pelantikan Presiden dan Wapres

Jumat, 18 Oktober 2024 | 05:42

Supriatna Gumilar Jadi Tersangka, Fraksi PAN DPRD Jabar: Tunggu Keputusan DPP

Jumat, 18 Oktober 2024 | 05:23

Ini Rencana Muhadjir Setelah Tak Lagi Jadi Menteri

Jumat, 18 Oktober 2024 | 04:58

46 Dugaan Pelanggaran Ditangani Bawaslu Jabar hingga Oktober 2024

Jumat, 18 Oktober 2024 | 04:34

Persib Tanpa 3 Pemain Kunci Saat Jamu Persebaya

Jumat, 18 Oktober 2024 | 03:58

Publik Apresiasi Gakkumdu yang Tetapkan Wakil Walikota Metro sebagai Tersangka

Jumat, 18 Oktober 2024 | 03:36

Ketua DPRD Kota Madiun Bantah Walk Out Saat Sidang Paripurna

Jumat, 18 Oktober 2024 | 03:18

Harapan STY agar Kevin Diks Debut Bulan Depan Sulit Terwujud

Jumat, 18 Oktober 2024 | 02:58

DPR Akan Proses Hasil Seleksi Capim dan Dewas KPK Usai Pengumuman Kabinet

Jumat, 18 Oktober 2024 | 02:49

Selengkapnya