Berita

Bisnis

Waspada, Gejolak Ekonomi 98 Terulang

JUMAT, 06 MARET 2015 | 17:32 WIB | LAPORAN:

RMOL .Pemerintah diingatkan untuk mengantisipai melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Kalau sampai ke level Rp 15 ribu, Indonesia bisa terjadi gejolak seperti tahun 1998.

"Pada saat 1998 saja sampai Rp 13 ribu. Kalau sampai lebih dari Rp 15 ribu, wah bahaya itu ya. Kita ini kadang-kadang menganggap biasa, nanti lama-lama pasar shock pasar, market shocknya, jangan sampai terjadi rush (kepanikan besar-besaran) ini yang bahaya," tegas Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (6/3).

Taufik menyatakan, perlu diwaspadai juga  gini rasio atau kesenjangan kemiskinan di Indonesia saat ini telah memasuki angka sekitar 4.1.


Dikatakan, kesenjangan saat ini  memasuki angka kerawanan, seperti di Timur Tengah dengan gini ratio 4.4 mendorong terjadi krisis dan konflik sosial.

"Gini ratio itu di atas 4 sudah harus bahaya. Di Timur Tengah gini ratio 4.4 sudah langsung terjadi krisis konflik sosial itu loh. Di indonesia ini sekitar 4.1 hampir mendekati, kurang 0.2, ini yang harus diwaspadai," kata Taufik.

Maka itu, politisi PAN ini menilai, meskipun Gubernur BI telah menyampaikan tentang stabilitas dari nilai rupiah tapi perlu diwaspadai semua piihak untuk mencegah fluktuasi rupiah menimbulkan krisis ekonomi baru.

Khusus kepada kementerian dan seluruh lembaga membidangi ekonomi, lanjutnya, agar serius menyikapi persoalan tersebut, sebab meskipun merosotnya rupiah terkait masalah eksternal tapi nilai rupiah terpantau jauh lebih rendah daripada nilai mata uang lain.

"Lainnya mungkin hanya nol koma sekian, tiga koma sekian, sedangkan rupiah ini kan mines empat koma sekian, ini yang perlu dicermati dan kita harapkan aspek sektor riil ini harus kita tingkatkan lagi," demikian Taufik.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya