Berita

ilustrasi

Manajemen Pemerintah Amburadul Penyebab Utama Harga Beras Meroket

RABU, 04 MARET 2015 | 01:53 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Kesalahan manajemen distribusi oleh pemerintah diduga sebagai biang kerok utama melambungnya harga beras secara tidak wajar dalam beberapa hari terakhir.

Demikian kesimpulan polling yang dilakukan Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai KOPI) melalui website www.uneg2politik.com. Polling yang dilakukan sejak 2 Maret 2015 pukul 00.00 hingga 3 Maret 2015 pukul 17.00 menempatkan kesalahan manajemen distribusi sebagai jawaban teratas.

4 jawaban pada polling di www.uneg2politik.com diambil dari pesan komunikasi presiden, wakil presiden dan beberapa pengamat yang terliput media saat menyikapi melambungnya harga beras secara tak wajar belakangan ini. Selain kesalahan manajemen, tiga jawaban lainnya adalah permainan mafia, mundurnya masa panen dan kegagalan pemerintah menjaga kestabilan harga.

Total ada 406 netizen yang berpartisipasi dalam polling dengan pertanyaan tunggal "Menurut Anda apa yang menyebabkan kenaikan harga beras tidak wajar?" Dari 4 jawaban ada 43,8% (178 orang) memilih jawaban "kesalahan manajemen distribusi", 37,7% (153 orang) memilih jawaban "permainan mafia", 12,8% (52 orang) memilih jawaban "mundurnya masa panen" dan 5,7% (23 orang) memilih jawaban "kegagalan pemerintah menjaga stabilitas harga".

"Ini merupakan hasil opini dari publik menyikapi kenaikan harga beras secara tidak wajar sebagai masukan kepada pemerintah," jelas Juru Bicara Kedai KOPI, Hendri Satrio, dalam siaran persnya (Selasa, 3/3).

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina ini melihat, ada perbedaan cara komunikasi politik antara SBY dan Jokowi menyikapi kenaikan harga beras.

"SBY pada tahun 2011-2012 langsung memerintahkan jajarannya untuk segera menstabilkan harga. Sementara Jokowi memandang ini sebagai permainan mafia yang menginginkan pemerintah kembali mengimpor beras," tandasnya. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

Jokowi Tak Salami Try Sutrisno, Dewan Pembina PKP Angkat Bicara

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:45

UPDATE

Dua Tokoh Sumut Raih Penghargaan Karang Taruna 2024

Jumat, 18 Oktober 2024 | 16:03

Telkom Sabet Penghargaan dalam Ajang BUMN Learning Festival 2024

Jumat, 18 Oktober 2024 | 16:02

Kim Jong Un Pertegas Status Korsel Musuh Korut

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:53

Cek Pasukan Pengaman Pelantikan

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:47

Megawati dan Sejumlah Elite PDIP Hadiri Sidang Doktoral Hasto di UI

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:28

100 Ribu Prajurit TNI Siap Amankan Pelantikan Prabowo-Gibran

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:22

Iran: Pembunuhan Yahya Sinwar Perkuat Semangat Perlawanan

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:21

KPK Panggil Istri dan Anak Mantan Sekretaris Barantan di Kasus Korupsi X-ray Kementan

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:17

Pembantaian Maling Motor di Bekasi

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:11

PalmCo Scholarship Berikan Beasiswa dan Peluang Bekerja

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:04

Selengkapnya