Berita

ilustrasi

Pabrik Chevrolet Ditutup, Ini Penjelasan Menteri Perindustrian

JUMAT, 27 FEBRUARI 2015 | 19:50 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Menteri Perindustrian Saleh Husin memberikan penjelasan soal PT General Motor (GM) Indonesia, produsen mobil Chevrolet, yang akan menutup pabriknya di Bekasi pada akhir Juni 2015 mendatang.

Alasan penutupan karena pihak manajemen GM tidak mampu lagi memproduksi mobil Chevrolet Spin karena cost atau biaya produksi sangat tinggi. Hal ini akibat dari jumlah atau skala produksi yang kecil dan tuntutan spesifikasi produk dari GM sendiri yang tinggi.

"Dengan kata lain, produk Spin tidak fleksible melakukan penyesuaian spesifikasi produk di tengah beratnya persaingan di pasar domestik Indonesia," jelas Saleh dalam keterangan persnya (Jumat, 27/3).

"Alhasil, tidak dapat bersaing dengan mobil di kelas dan segmen yang sama di pasar dalam negeri sehingga produksi tidak mungkin dilanjutkan," sambung Saleh.

Terkait prospek bisnis otomotif, dia kembali menegaskan, bahwa keputusan penutupan pabrik bukan karena Indonesia tidak lagi menarik. Tetapi lebih disebabkan kepada kecilnya skala produksi Chevrolet Spin, produk yang kurang fleksible melakukan penyesuaian spesifikasi dan beratnya persaingan di pasar dalam negeri

"Keputusan penutupan pabrik juga tidak hanya diambil oleh GM di Indonesia, mereka juga melakukan hal yang sama dengan menutup unit produksi di Australia," tandas Saleh Husin.

Karena itu, dia menjelaskan, produsen mobil terbesar di Amerika Serikat tersebut tidak mencabut investasi berupa pabrik di Indonesia. Karena memang, pihak GM tetap optimistis dengan pasar Indonesia, berkomitmen tetap berinvestasi dan menegaskan akan tetap melanjutkan produksi mobil di Indonesia.

"Salah satu latar belakangnya adalah prospek dari kelas menengah ASEAN yang potensi pasarnya sekitar 3,22 juta unit," tekan Saleh.

Optimisme dan komitmen itu diwujudkan melalui kerja sama antara GM, SAIC Motor Corp Ltd dan Wuling Motors berupa perusahaan patungan SAIC-GM-Wuling (SGMW). Produk mobil yang akan dikembangkan adalah merek Wuling.

Targetnya, kerja sama itu akan memproduksi 150.000 unit mobil per tahun dengan rencana investasi sekitar 700 juta USD. Realisasi produksi tersebut akan dimulai setelah mengkaji type produk mobil yang paling sesuai.

"Persiapan-persiapan sudah dilakukan. Melalui perusahaan patungan SAIC-GM-Wuling, kemungkinan produksi mobil mereka akan masuk ke segmen LCGC," demikian Menteri Saleh. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

Jokowi Tak Salami Try Sutrisno, Dewan Pembina PKP Angkat Bicara

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:45

UPDATE

Dua Tokoh Sumut Raih Penghargaan Karang Taruna 2024

Jumat, 18 Oktober 2024 | 16:03

Telkom Sabet Penghargaan dalam Ajang BUMN Learning Festival 2024

Jumat, 18 Oktober 2024 | 16:02

Kim Jong Un Pertegas Status Korsel Musuh Korut

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:53

Cek Pasukan Pengaman Pelantikan

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:47

Megawati dan Sejumlah Elite PDIP Hadiri Sidang Doktoral Hasto di UI

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:28

100 Ribu Prajurit TNI Siap Amankan Pelantikan Prabowo-Gibran

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:22

Iran: Pembunuhan Yahya Sinwar Perkuat Semangat Perlawanan

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:21

KPK Panggil Istri dan Anak Mantan Sekretaris Barantan di Kasus Korupsi X-ray Kementan

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:17

Pembantaian Maling Motor di Bekasi

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:11

PalmCo Scholarship Berikan Beasiswa dan Peluang Bekerja

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:04

Selengkapnya