Berita

Aviliani

Bisnis

80 Persen UMKM Perdagangan Tak Menghasilkan Nilai Tambah

RABU, 25 FEBRUARI 2015 | 10:13 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak di sektor perdagangan memiliki masalah paling minim ketimbang pelaku UMKM yang memproduksi barang dan mem­berikan nilai tambah atau yang ada di sektor industri.

"Di Indonesia, ada 80 persen UMKM perdagangan dan tidak menghasilkan nilai tambah. Ke­banyakan barang impor. Tidak punya masalah dia," kata ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani, kemarin.

Untuk itu, kata dia, pemerin­tah ke depan perlu memberikan dukungan bagi UMKM yang memberi nilai tambah atas ba­rang yang diproduksinya.


"Mudahnya, UMKM jenis ini dikaitkan dengan ekonomi kreatif," tuturnya.

Saat ini, kata Aviliani, sudah ada skema pendanaan yang cu­kup baik seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sayangnya, 70 persen KUR masih tersalurkan ke sektor perdagangan, bukan­nya industri.

Hal itu disebabkan risiko kredit untuk industri lebih besar ketimbang kredit ke perdagan­gan. Perbankan pun enggan memberikan kredit ke industri yang tidak masuk dalam pem­binaan korporasi besar atau institusi pemerintah.

Peneliti Indef Imaduddin Abdul­lah mengungkapkan, masalah uta­ma yang dihadapi UMKM adalah permodalan. "Berturut-turut beri­kutnya kesulitan pemasaran serta kurangnya keahlian," ucapnya

Menurut Imaduddin, per­masalahan utama UMKM inilah yang perlu dijawab oleh Ang­garan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Memang, kata dia, pemerintah telah mengalokasikan dana Rp 5 triliun. Namun, apa itu bisa meng-cover yang tidak bisa diakses perbankan.

Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi Abdul Kadir Damanik menyebutkan, sumbangsih UMKM terhadap negara tidaklah sedikit. Di In­donesia, jumlah UMKM yaitu 57,9 juta unit.

"UMKM memberi kontri­busi terhadap PDB sebesar 58,92 persen dan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja 97,30 persen," ungkap Kadir. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya