Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel
Harga beras di Jakarta melonjak hingga 30 persen. Kenaikan dinilai sudah tidak wajar, di atas harga nasional. Pemerintah mensinyalir kenaikan akibat praktik mafia dan seretnya pasokan dari daerah.
Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel menilai, salah satu pemicu harga beras melonjak karena terjadi penyimpangan pada proses distribusi. Beras yang digelontorkan Bulog tidak sampai langsung ke masyarakat. Namun, ada oknum yang mengoplos beras dengan beras kualitas medium, kemudian dikemas lagi untuk dijual dengan harga diatas ketetapan pemerintah Rp 7.400 per kilogram (Kg).
"Ini ulah mafia, saya akan tindak mereka. Mafia beras harus dibersihkan," tegas Gobel dengan nada tinggi di Kantornya, Jumat (20/11).
Dia mengakui, praktik mafia beras selama ini belum berhasil diungkap secara menyeluruh. Dirinya lalu menyebut kegiatan pengoplosan terjadi di sebuah Gudang di Kawasan Cakung, Jakarta Timur. Di tempat itu ditemukan mesin untuk mengemas beras dengan merek dagang sendiri.
Untuk itu, dia mengancam akan melibas siapa pun yang terlibat. Bahkan, izinnya bisa dicabut.
Selain ulah mafia, Gobel mensinyalir kenaikan harga beras juga dipicu kepanikan pedagang. Pasalnya, Bulog belakangan ini tidak mendistribusikan beras ke pedagang besar di pasar Induk Cipinang, namun dijual langsung ke masyarakat.
Gobel menerangkan, selama ini Bulog memiliki 3 sistem pendistribusian beras. Pertama beras didistribusikan ke Food Station seperti ke Pasar Induk Cipinang. Kedua, beras didistribusikan langsung ke PD Pasar Jaya. Dan, ketiga melalui Satgas yang mendistribusikan langsung beras ke pasar.
"Belakangan sistem distribusi beras Bulog dari pedagang beras di Pasar Induk Cipinang dihentikan dan diganti dengan pendistribusian secara langsung ke masyarakat dan pasar tradisional," katanya.
Harga beras merangkak naik sejak 9 Februari. Berdasarkan informasi pedagang beras di Cipinang kenaikkan hingga 30 persen. Harga beras paling murah (IR2) naik dari Rp 8.500 menjadi Rp 11.000 per kg. Beras jenis IR1 dari Rp 9.500 menjadi Rp 12.000 per kg. Dan, untuk kelas premium dari Rp 10.000 menjadi Rp 13.000 per kg.
Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mensinyalir harga beras di Jakarta akan melambung dipicu karena minimnya pasokan.
"Ada kendala produksi sehingga pasokan berkurang drastis," kata Humas dan Sekretaris Pasar Tani Kantor Pusat Kemtan Tiwi Hartati.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementan, Yusni Emilia menerangkan, di berbagai daerah terjadi anomali cuaca, terjadi pergeseran musim hujan. Kondisi ini membuat musim panen tidak merata sehingga menggangu pasokan.
Selain itu, anomali cuaca telah menyebabkan kualitas beras menurun.
Sementara itu, Kepala Riset dan Ekonom PTSamuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menilai, kenaikan harga beras bisa memicu inflasi pada bulan Februari. Dia mengungkapkan, konsumsi beras di Jakarta biasanya sebesar 3.000 ton per hari. Saat ini beras masuk ke pasar Cipinang hanya sekitar 500 ton per hari.
"Kemungkinan akan sulit mendapatkan deflasi yang biasanya berpotensi terjadi pada Februari," imbuhnya.
Kenaikan harga beras tidak hanya di Jakarta, namun juga terjadi di beberapa daerah lain, dengan kenaikan bervariasi mulai dari Rp 500 hingga Rp 2.000 per kg. Kenaikan antara lain terjadi di beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. ***