Berita

Sirul Azhar Umar /net

Dunia

PM Malaysia Tepis Tuduhan Terlibat Kasus Pembunuhan Tahun 2006

KAMIS, 19 FEBRUARI 2015 | 16:21 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menampik tudingan seorang mantan perwira polisi yang mengaku pernah diperintahkan Najib untuk membunuh seorang wanita terkait dugaan korupsi yang sensitif pada tahun 2006 lalu.

Nadjib yang menduduki kursi Perdana Menteri Malaysia sejak tahun 2006 lalu itu pada hari ini (Kamis, 19/2) menegaskan bahwa tuduhan mantan perwira polisi bernama Sirul Azhar Umar itu tak ubahnya sampah.

Sirul yang melarikan diri ke Australia untuk menghindari hukuman mati itu menyebut bahwa dirinya dan seorang petugas lain diperintahkan oleh orang-orang penting untuk membunuh seorang wanita berusia 28 tahun bernama Altantuya Shaariibuu. Wanita Mongolia itu konon telah bertindak sebagai penerjemah dalam negosiasi tahun 2002 lalu dalam pembelian Malaysia kapal selam dari Prancis.


"Saya berada di bawah perintah. Orang-orang penting dengan motif masih bebas," kata Sirul portal berita Malaysiakini.

Seperti dimuat Press TV, ada juga spekulasi yang menyebut bahwa kematian wanita itu adalah cara agar ia tetap tutup mulut karena ada kasus korupsi yang ia ketahui di balik pembelian kapal selam itu.

Sirul juga menyebut bahwa ia saat ini tengah mempertimbangkan untuk mengungkapkan mengapa ia diperintahkan untuk membunuh Altantuya kepada media.

Sirul sendiri diketahui dijerat hukuman mati sejak 13 Januari lalu.

Australia telah menegaskan tidak akan menyetuui permintaan Malaysia untuk mengekstradisi Sirul, kecuali Kuala Lumpur berjanji untuk tidak mengeksekusinya.

Pada tahun 2008 lalu juga seorang detektif swasta yang bekerja untuk Abdul Razak, rekan dekat Najib, memberikan pernyataan di bawah sumpah menuduh perdana menteri saat ini telah berada dalam hubungan dengan Altantuya dan juga terlibat dalam menutup-nutupi penyelidikan kematiannya.

Najib juga pernah membantah tuduhan terhadap dirinya itu dan menyebut bahwa ia tidak pernah bertemu Altantuya. [mel]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya