Berita

FORKOMA PMKRI

MPR RI: Renungkan Kembali Hakikat Bangsa Indonesia

SENIN, 16 FEBRUARI 2015 | 20:19 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

. Sebagai bangsa yang telah sekian lama diuji dalam berbagai kondisi dan tantangan kebangsaan, baik secara internal maupun eksternal, maka perlu bagi bangsa ini untuk merenungkan kembali akan hakikat sebagai bangsa, yaitu mengenai nilai-nilai apa yang mendasari kebersamaan dalam berbangsa dan bernegara.

Begitu sambutan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dalam acara "Pra Rakornas dan Seminar Nasional Forum Komunikasi Alumni (Forkoma) PMKRI di Hotel Aston Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Pertama-tama kita harus menyadari bahwa kita disatukan oleh adanya satu kesamaan nasib, yaitu kesamaan nasib sebagai bangsa yang terjajah oleh bangsa lain pada mulanya. Sebagai bangsa yang memiliki latar belakang kesamaan nasib ini, maka kita memiliki kesamaan kemauan dan kesamaan tujuan," kata pria yang akrab disapa Zulhas itu.


Kemauan bersama sebagai satu bangsa yang merdeka, terangkum secara sistemik dalam  Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

"Secara sistematis Pembukaan UUD 1945 menggambarkan keinsyafan bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang merdeka yang bersatu dan berdaulat menuju keadilan dan kemakmuran," sambungnya.

Dalam membangun bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur tersebut diperlukan suatu landasan atau dasar dalam bernegara untuk mewujudkan itu semua. Satu-satunya dasar negara tersebut adalah Pancasila yang telah secara eksplisit tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

"Pancasila sebagai dasar negara sebenarnya telah menjiwai bangsa ini sejak ratusan tahun yang lalu. Jadi tidak ada keraguan bagi kita untuk mengakui bahwa Pancasila sebagai dasar negara adalah bersifat aksiomatik, self evidence dan merupakan postulat dari bangunan bangsa ini," tambahnya.

Ada banyak cara menghubungkan antara pijakan berbangsa dan tujuan bersama tersebut. Pertama, Pembukaan Undang-Undang Dasar tersebut mensyaratkan langkah-langkah normatif, yaitu ‘menyusun kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia’.

Kedua, diperlukan kesadaran akan pentingnya kesatuan, kesatuan ini dalam gerak langkahnya haruslah terwujud dalam tatanan sosial maupun tatanan kenegaraan.

Secara faktual bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai suku, ras dan agama maupun golongan, hal ini mencerminkan adanya ke-bhinneka-an bangsa kita.

"Maka dengan mengukuhkan semboyan bangsa Bhinneka Tunggal Ika dalam sanubari kita, maka niscaya persatuan akan dapat terjamin karena kita menyadari akan kemajemukan dan sekaligus menyadarkan kita akan pentingnya toleransi dalam tatanan sosial berbangsa," lanjut calon ketua umum PAN tersebut.

Sedangkan dalam tatanan kenegaraan, lanjut Zulhas,  hal ini terwujud melalui pilihan bentuk negara, yaitu NKRI yang menjadikan kita bersama sebagai satu bangsa yang bersatu.

"Jadi melalui pemahaman mengenai Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara esensial yang sarat dengan pesan para pendiri bangsa ini akan pentingnya Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika tersebut, akan membangkitkan kembali pemahaman akan hakikat kita sebagai bangsa, nilai-nilai apa yang mendasari kebersamaan kita sebagai bangsa, dan tujuan kita berbangsa dan bernegara ini," tandasnya. [sam]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya