Berita

Hukum

Mendesak, Segera Bentuk Komite Etik dan Lembaga Pengawas Independen KPK!

SENIN, 16 FEBRUARI 2015 | 20:04 WIB | LAPORAN:

. Belum dibentuknya Komite Etik (Komet) untuk "mengadili" Abraham Samad oleh KPK sangat memprihatinkan.‎ Padahal, pembentuk Komet dinilai penting dan mendesak untuk mencari tahu kebenaran dibalik adanya informasi mengenai lobi-lobi politik Ketua KPK itu pada Pilpres 2014 lalu.

"Kini masyarakat menunggu niat baik KPK untuk membentuk komite etik,” jelas Dosen Hukum Pidana Unisba Dian Andria Sari dalam keterangan persnya, Senin (16/2).

Sebagai lembaga superbody, jelas dia, KPK seharusnya memiliki lembaga pengawas yang independen. Sehingga ketika ada kasus seperti yang dibeberkan oleh Plt Sekjen PDIP, Hasto Kristianto, KPK tidak kerepotan.


"Jangankan ada kasus, kalaupun tidak ada kasus, seharusnya KPK memiliki lembaga tersendiri yang berfungsi untuk mengawasi, apalagi ketika ada kasus seperti sekarang ini,” terangnya.

Dian khawatir KPK lepas kontrol bila tak diawasi. Apalagi, kewenangan lembaga maupun pimpinannya sangat tinggi. Itu juga penting untuk menjadi kontrol agar apa yang dilakukan oleh KPK dan pimpinannya tak selalu dianggap benar.

"Dengan adanya pro dan kontra di masyarakat ini menunjukkan KPK juga harus diawasi,” terangnya.

Yang harus dipikirkan oleh KPK saat ini, kata dia, adalah menjaga kepercayaan publik terhadap lembaga antirasuah. Ini lembaga satu-satunya yang menjadi tumpuan harapan pemberantasan korupsi, jangan sampai tercoreng oleh kasus-kasus yang menimpa pimpinannya,” tegasnya.

Para pimpinan KPK, menurut Dian, bukanlah manusia setengah dewa, mereka bisa saja bersalah. Untuk itu, menurutnya pimpinan KPK harus diawasi secara terus menerus.

Sekarang lihat saja misalnya di lembaga profesi yang lain, selalu ada lembaga pengawasnya, maka di KPK pun harus ada, sehingga tidak akan ada pimpinan yang melakukan manuver-manuver seperti yang dilaporkan Hasto,” tandasnya. [sam]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya