Berita

ilustrasi/net

Bisnis

Jokowi-JK Peras Industri Tembakau untuk Subsidi BUMN

SABTU, 14 FEBRUARI 2015 | 09:46 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla telah berlaku diskriminatif atau tidak adil terhadap petani tembakau dan industri nasional.

Pemerintah melakukan pemerasan terhadap industri nasional keretek untuk mensubsidi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Hal itu dikatakan analis dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng.  


Dia mengkritik pemerintah, yang melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN- P) Tahun 2015 akan melakukan subsidi BUMN melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 64,8 triliun.

Tidak hanya itu keistimewaan yang diberikan. Bahkan tahun ini pemerintah akan memberikan keleluasaan kepada BUMN untuk tidak menyetorkan deviden kepada negara.

Berbeda dengan BUMN, perlakuan pemerintah terhadap industri tembakau justru sebaliknya. Pemerintah justru memeras industri tembakau yang selama ini menjadi penopang utama APBN dan perekonomian ekonomi nasional.

Tidak tanggung tanggung. Pemerintah Jokowi menaikkan cukai tembakau dan rokok mencapai Rp 29,7 triliun atau mencapai 27 persen. Sebagai gambaran, tahun lalu industri tembakau dipungut cukai Rp 112 triliun.

"Jika melihat menurunnya penerimaan migas akibat menurunnya harga minyak global, menurunnya penerimaan dari tambang, menurunnya penerimaan dari berbagai komoditas ekspor akibat penurunan pasar global, maka besar dana subsidi BUMN yang sangat besar tersebut salah satunya akan bersumber dari kenaikan cukai tembakau," ujar Salamuddin.

Menurut dia, kebijakan pemerintah yang menaikkan cukai sebagai sandaran membiayai BUMN berpotensi membangkrutkan industri tembakau nasional, terutama industri menengah ke bawah.

"Tentu ini akan menjadi pukulan balik kepada perekonomian mengingat industri tembakau menyerap sedikitnya 10 juta tenaga kerja mulai dari hulu industri ini sampai ke hilir," ujar dia. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya