Harga beras mulai merÂangkak naik di awal FebÂruari ini. Produksi beras di daerah juga mengalami gangguan akibat banjir.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengungkapkan, banÂjir telah melanda beberapa sentra penyimpanan beras di Karawang dan Bandung di Jawa Barat serta Demak di Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.
Namun, Winarno belum menghitung secara rinci luas lahan sawah yang terkena banjir. Meski demikian, diÂrinya mengakui, harga beras mulai merangkak naik. ApalÂagi produksi beras saat panen Januari cuma mencapau 600 ribu ton. Sementara kebutuhan setiap bulannya sekitar 2,5 juta ton sampai 3 juta ton.
Dikatakan, saat ini harga beras di pasar ritel mencapai Rp 9.400 per kg (kilogram). Sementara harga yang tercatat di Kementerian Perdagangan Rp 9.767 per kg pada tanggal 2 Februari. Dan harga terakhir pada 6 Februari mencapai Rp 9.755 per kg.
"Banjir yang merendam sentra produksi beras bisa membuat harga beras mencapai Rp 10.000 per kg," katanya. Dia bilang, harga beras yang tinggi diperkirakan bertahan sampai musim panen raya pada bulan April.
Sementara, Dirut Badan Urusan Logistik (Bulog) Lenny Sugihat menyatakan, komitmennya mempertahÂankan harga beras di tingkat petani tetap tinggi pada saat musim panen 2015. Hal ini dilakukan agar para agar petani tetap untung.
Menurut dia, Bulog menarÂgetkan menyerap 3,2 juta ton beras pada 2015. Target ini lebih tinggi dari target 2014 sebesar 3 juta ton dimana yang terealisasi hanya 85 persen atau 2,5 juta ton. Sementara, sampai Februari ini, Bulog masih belum banyak menyerap beras produk petani karena masih baru memasuki awal-awal panen.
Namun pada saat musim panen raya nanti yakni sekitar bulan April, Mei, dan Juni 2015, Bulog sudah siap menyÂerap beras sebanyak mungkin beras milik petani untuk menÂjaga agar harga tidak jatuh.
Dia mengatakan, Bulog tetap berpatokan pada Harga PembeÂlian Pemerintah (HPP) sebesar 7,260 per kg. HPP tahun ini diklaim naik 10 persen dari HPP tahun lalu yang sebesar Rp 6.600 per kg.
Terkait dengan kenaikan harga beras saat ini, Lenny mengatakan, Bulog tidak perlu mengintervensi masuk ke pasar untuk meredam harga. Ia jusÂtru melihat kondisi saat ini menguntungkan bagi petani, dimana mereka bisa menikmati harga beras yang tinggi. ***