Berita

ilustrasi/net

Bisnis

Pos Raya Minta Pemerintah Perkuat Ekonomi Mikro

SELASA, 10 FEBRUARI 2015 | 16:45 WIB | LAPORAN:

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pos Relawan Rakyat (Pos Raya) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2015 di Hotel Treva Internasional, Jakarta Pusat.

Rakernas 10-13 Februari ini bertema "Melalui Rapat Kerja Pos Raya, Kita Kawal Program Nawacita Presiden Jokowi agar Manfaatnya Dirasakan Langsung oleh Rakyat". DPD Pos Raya seluruh Indonesia menghadiri acara ini.

Menurut Ketua DPP Pos Raya, Ferdinandus Samaun, tujuan dari Rakernas untuk menyamakan pola pikir, persepsi, gerak dan langkah para relawan Pos Raya dalam merumuskan berbagai kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat melalui penguatan ekonomi mikro.


Saat ini, jelasnya, kontribusi ekonomi mikro sangat besar dalam perekonomian nasional.  Peran sektor ekonomi mikro ini terlihat ketika terjadi Krisis Ekonomi 1998.

"Sektor ekonomi mikro bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. Itu bukti kalau sektor ekonomi mikro sangat tangguh,” katanya.

Ferdinandus menegaskan ada beberapa faktor yang membuat UKM tahan terhadap krisis. Pertama, tidak memiliki utang luar negeri. Kedua, tidak banyak utang ke perbankan karena mereka dianggap tak memiliki akses ke bank (unbankable). Ketiga, menggunakan input lokal. Keempat, berorientasi ekspor. Bahkan sumbangan terhadap produk domestik bruto mencapai 54-57 persen.

Melalui Rakernas ini, para relawan Pos Raya diajak untuk berperan aktif dalam mendukung penguatan ekonomi mikro agar kontribusinya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

Lebih lanjut dia mengatakan, usaha mikro di Indonesia menunjukkan tanda-tanda peningkatan yang cukup mengembirakan. Dari data statistik menunjukkan jumlah unit usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) mendekati 99,98 persen dari total unit usaha di Indonesia.

Sementara jumlah tenaga kerja yang diserap  mencapai 91,8 juta orang atau 97,3 persen dari seluruh tenaga kerja Indonesia. Hal ini mencerminkan peran sektor usaha mikro terhadap laju pertumbuhan ekonomi sangat signifikan karena pelaku usaha mikro lebih banyak bergerak di sektor ril.

Dia menambahkan,  negara besar dan kaya sumberdaya alam seperti Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat besar membutuhkan kegiatan ekonomi yang berpijak pada sektor ril.

Untuk itu kata Ferdinandus, investasi swasta (termasuk asing) perlu diarahkan pada penanaman modal di sektor ril bukan non ril. Sebab, aliran dana investasi yang berupa "hot money" hanya akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang semu dan rentan terhadap gejolak politik. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya