Berita

arief yahya

Daripada Orang Asing, Mending Pemerintah Biayai Rakyat Wisata di Negeri Sendiri

SABTU, 07 FEBRUARI 2015 | 08:59 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Dengan anggaran sebesar Rp 3,9 triliun dimana senilai Rp 1,4 triliun untuk pengembangan pemasaran pariwisata, 12 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2015 seperti ditargetkan Komisi X DPR sangat logis. Apalagi Indonesia memiliki target 20 juta kunjungan pada 2019.

Namun yang mengherankan, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya malah cuma menargetkan kunjungan wisman cuma 10 juta pada 2015. 

"Publik mempertanyakan anggaran besar kok terbuang begitu saja?” ungkap Ketua Umum DPP Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Iqbal Alan Abdullah di Sabtu, (7/2).

Iqbal mengingatkan, kunjungan wisman tahun 2014 sekitar 9,5. Karena itu, kalau hanya menargetkan 10 juta kunjungan wisman, berarti Kementerian Pariwisata hanya perlu menambah 500 ribu wisman.

"Pertama, kata Iqbal, target itu malah lebih rendah dari capaian tahun 2014 yang berhasil menambah 543.282 orang wisman dari tahun 2013. Kedua, yang lebih parah, kalau dana itu hanya ditujukan untuk mendapatkan 500 ribu wisman sama artinya satu orang wisman yang berkunjung akan kita beri subsidi Rp2,8 juta karena anggaran pemasarannya Rp1,4 triliun," ungkapnya.

Menurut Iqbal normalnya dana pemasaran itu 5 dolar AS (Rp 60.000) untuk satu wisman. Tapi dengan anggaran Rp1,4 triliun untuk target 10 juta atau penambahan 500 ribu, itu sama artinya dengan memberikan biaya gratis untuk wisman datang ke Indonesia.

"Kemudian kalau dihitung dari anggaran seluruhnya Rp3,9 triliun, maka Menpar memberikan subsidi kepada setiap wisatawan Rp 7,8 juta per wisman. Lalu untuk apa ada Kementerian Pariwisata?” katanya mempertanyakan.

Daripada mensubsidi sebegitu besar wisman datang ke Indonesia lebih baik membiayai orang Indonesia sendiri untuk beriwisata ke daerah wisata di Indonesia. "Itu lebih mulia memberikan kesempatan wisnus untuk mengenal negerinya sendiri, dan akan menghidupkan industri hotel, penerbangan dan lainnya," pungkasnya. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

Jokowi Tak Salami Try Sutrisno, Dewan Pembina PKP Angkat Bicara

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:45

UPDATE

Teguh Harus Ikut Wujudkan Pilkada Jakarta Jujur

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 02:01

Jaksa Agung ST Burhanuddin Dilaporkan ke KPK, Dugaan Fraud

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:34

Mendagri Puji Heru Minimalisir Banjir Jakarta

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:22

Pelindo Dorong Kemandrian Tuna Netra

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:18

Pemuda Indonesia Segel Kedubes AS

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:01

Alumni UI: Raihan Gelar Doktor Bahlil Sulit Diterima Akal Sehat

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 00:23

Solidaritas Palestina

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 00:10

Teguh Diminta Belajar pada Heru Budi Hartono

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 00:00

bank bjb Raih 2 Penghargaan di Indonesia Best Financial Awards 2024

Jumat, 18 Oktober 2024 | 23:45

Bir Pletok Bakal Jadi Welcome Drink Tamu Jakarta

Jumat, 18 Oktober 2024 | 23:22

Selengkapnya