Berita

ilustrasi

Ngotot Ambil Alih Penetapan PMN Ke BUMN, Banggar Dicurigai Mau Garong Uang Rakyat

KAMIS, 05 FEBRUARI 2015 | 18:30 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Badan Anggaran (Banggar) DPR dicurigai mau menggarong uang rakyat senilai Rp 78 triliun melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN) ke BUMN. Tanda-tandanya Banggar DPR bernafsu mengambil alih pembahasan dan penetapan PMN ke BUMN ini dari Komisi VI DPR.

Demikian disampaikan Fungsionaris Partai NasDem Kisman Latumakulita dalam keterangan persnya (Kamis, 5/2).

Di APBN-P 2015, dana Rp 78 triliun dialokasikan untuk BUMN. Dari jumlah tersebut Rp 48 triliun berbentuk PMN di BUMN, dan Rp 30 triliun untuk pembangunan infrastruktur yang ditangani BUMN. Semula pembahasan uang rakyat Rp 78 triliun ke BUMN ini di Komisi VI DPR yang menjadi mitra kerja Kementerian BUMN.

"Di tengah jalan, Komisi XI pengen ikut mengatur, walaupun akhirnya mundur secara teratur. Belakangan ini Banggar DPR yang ngotot ambil alih pembahasan, penyusunan dan penetapkan dana Rp 78 triliun ke BUMN," ungkapnya.

Padah pasal 98 atat 2 huruf a, b dan c Undang Undang MD3 menyatakan "Pembicaraan pendahuluan, penyusunan RAPBN, penyempurnaan RAPBN, dan menetapkan alokasi anggaran untuk kementerian menjadi tugas Komisi DPR dan mitra kerjanya. Banggar hanya melakukan singkronisasi atas pembicaraan pendahuluan, penyusunan dan penetapan RAPBN yang dibuat Komisi DPR bersama mitra kerjanya."

Karena itu, jika Banggar tetap ngotot ambil alih pembahasan dana Rp 78 triliun ke BUMN ini dari Komisi VI, publik patut curiga Banggar punya rencana busuk. Sebagai contoh, PT PLN yang di Komisi VI tidak dimasukan dalam daftar BUMN penerima PMN, diam-diam oleh Banggar dimasukan untuk terima alokasi Rp 5 triliun, "ujar Kisman mengingatkan.

Sebagai catatan, Banggar DPR sekarang ini semua unsur pimpinan dari Koalisi Merah Putih (KMP), dimana KMP yang paling ngotot memperjuangkan Undang-Undang MD3.

Makanya, dia mengimbau publik untuk mengawasi dan memplototi kengototan Banggar DPR RI tersebut.  [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

Jokowi Tak Salami Try Sutrisno, Dewan Pembina PKP Angkat Bicara

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:45

UPDATE

Teguh Harus Ikut Wujudkan Pilkada Jakarta Jujur

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 02:01

Jaksa Agung ST Burhanuddin Dilaporkan ke KPK, Dugaan Fraud

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:34

Mendagri Puji Heru Minimalisir Banjir Jakarta

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:22

Pelindo Dorong Kemandrian Tuna Netra

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:18

Pemuda Indonesia Segel Kedubes AS

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:01

Alumni UI: Raihan Gelar Doktor Bahlil Sulit Diterima Akal Sehat

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 00:23

Solidaritas Palestina

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 00:10

Teguh Diminta Belajar pada Heru Budi Hartono

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 00:00

bank bjb Raih 2 Penghargaan di Indonesia Best Financial Awards 2024

Jumat, 18 Oktober 2024 | 23:45

Bir Pletok Bakal Jadi Welcome Drink Tamu Jakarta

Jumat, 18 Oktober 2024 | 23:22

Selengkapnya