Berita

Nusantara

Lalapan Sunda Sudah Dikenal Sejak Abad 10 M

MINGGU, 01 FEBRUARI 2015 | 11:56 WIB | LAPORAN:

Meskipun belum diketahui secara pasti kapan budaya lalapan menjadi tradisi masyarakat Sunda, setidaknya catatan historis dalam Prasasti Taji pada abad 10 M dapat menjawabnya.

"Dalam Prasasti Taji tahun 901 Masehi, disebut sebuah nama sajian atau makanan bernama Kuluban Sunda yang artinya lalap," papar sejarawan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Pandjajaran yang juga penggiat Kajian Makanan, Fadly Rahman di Bandung, Minggu (1/2).

Ia menjelaskan pula bahwa lalapan orang Sunda tidak hanya berupa dedaunan seperti daun singkong dan pepaya serta selada, Namun juga umbi-umbian seperti kunyit dan kencur.


Jenis makanan lalap lain yang dikonsumsi masyarakat Sunda tahun 1930-an, menurut dia, adalah mentimun, leunca, kenikir, honje atau combrang serta buah nangka dan petai.

Selain menyebut soal lalap Sunda, Prasasti Taji juga memuat tulisan tentang hidangan lain yang antara lain dimasak dari 57 karung beras, enam kerbau, 100 ayam, dan makanan yang diasinkan, serta berbagai macam tuak dari jnu, bunga campaga, dan bunga pandan.

"Berbagai makanan terdapat pada peninggalan sumber-sumber tulisan seperti prasasti dan naskah di Jawa Tengah dan Jawa Timur sejak abad ke-10 menyebut-nyebut berbagai nama makanan yang hingga kini masih eksis," katanya mengutip dari RMOL Jabar.Com.

Jenis makanan yang disebut dalam sumber-sumber tertulis pada abad ke-10, menurut dia, antara lain sambel, pecel, pindang, rarawwan (rawon), rurujak (rujak), dan kurupuk, minuman dawet, wajik dan dodol.

"Kekhasan ini berhubungan erat dengan wacana pencitraan makanan melalui pengakuan budaya etniknya. Bila ditelusuri jejak kultur historisnya, pengakuan khas hidangan etnik tertentu dalam bisnis restoran akan menjadi basis citra cita rasa apa yang mesti dipertahankan," katanya.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya