Berita

Jokowi Anda Presiden, Jangan Jadikan Mega Cs Kambing Hitam Ketidaktegasan Anda

KAMIS, 29 JANUARI 2015 | 18:11 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Presiden Joko Widodo didukung oleh sejumlah partai politik pada Pemilihan Presiden 2014 kemarin.

Karena itu wajar, apabila pendukungnya tersebut berusaha mempengaruhi Jokowi dalam mengambil keputusan, termasuk penentuan calon Kapolri.

"Wajar bila penguasa partai politik seperti Megawati, Surya Paloh termasuk Jusuf Kalla mempengaruhi Jokowi agar memilih Kapolri sesuai dengan keinginan mereka. Wajar saja karena mereka ingin berkuasa penuh mengendalikan Presiden Joko Widodo," tegas Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam keterangannya kepada pers (Kamis, 29/1).

Meski begitu, sambung Dahnil, semua terpulang kepada Jokowi. Apakah dia takluk atau berani tegas menolak intervensi para pendukungnya tersebut.

"Dalam konteks masalah perselisihan KPK-Polri, Jokowi sama sekali tidak berani tegas bersikap sesuai dengan kehendak rakyat yang menginginkan Polri bersih dan komitmen agenda pemberantasan korupsi tetap berjalan dengan baik melalui penguatan KPK," ungkap aktivis antikorupsi yang terlibat aktif dalam gerakan "Save KPK" ini'.

Apalagi saran yang disampaikan Tim 9 sudah jelas dan tegas. Salah satunya, jangan lantik Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri karena sudah tersangkut kasus hukum.

Menurutnya, bila Jokowi tetap tidak berani bersikap tegas dan terang seperti yang disarankan Tim 9, masalah utama konflik KPK-Polri ini sesungguhnya ada pada dirinya sendiri.

Artinya, Jokowi yang memulai kekeruhan suasana politik dan hukum saat ini, tapi tidak mampu menyelesaikan. "Berhenti mencari pembenaran bahwa Jokowi diintervensi oligarki partai politik," tegasnya.

Meski begitu, Dahnil masih menunggu sikap Jokowi. "Kita tunggu sikap tegas dan terang Jokowi," demikian Dahnil, yang juga inisiator "Gerakan Berjamaah Melawan Korupsi". [zul]

Populer

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

Indonesia Vs Bahrain Imbang 2-2, Kepemimpinan Wasit Menuai Kontroversi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59

Mantan Kepala Bakamla Angkat Bicara soal Polemik Coast Guard

Selasa, 15 Oktober 2024 | 12:41

UPDATE

BI Salurkan Insentif Likuiditas Rp256,5 Triliun untuk Perbankan hingga Oktober 2024

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 11:44

Menteri AHY Resmikan Spartan Command Center

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 11:32

Menanti Perubahan Lewat Kabinet Kolaboratif Prabowo-Gibran

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 11:19

Lakukan Ekspansi Bisnis Petrosea Alokasikan Belanja Modal 400 juta Dolar AS

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 11:04

Jokowi Minta Maaf dan Pamit

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 10:58

IMF: China Tidak Bisa Lagi Andalkan Ekspor untuk Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 10:50

Prabowo-Gibran Harus Manfaatkan Bonus Demografi untuk Sejahterakan Rakyat

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 10:33

Harga Emas Antam Naik Gila-gilaan, Capai Rekor Tertinggi Lagi

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 10:21

Kemenag Minta Hari Santri Tidak Jadi Momen Seremoni Belaka

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 10:13

Soal Kehadiran Budi Gunawan di Acara Pembekalan Calon Menteri Prabowo, Ini Penjelasan PDIP

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 09:54

Selengkapnya