Berita

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti

Bisnis

Manfaatkan Bibit dari NTB, Vietnam Sukses jadi Eksportir Lobster Dunia

Cerita Menteri Susi di Depan Nelayan
RABU, 28 JANUARI 2015 | 09:22 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tidak menyia-nyiakan pertemuannya dengan ratusan nelayan, kemarin. Pemilik maskapai Susi Air ini meyakinkan bahwa semua kebijakannya untuk kemajuan perikanan Indonesia. Dia mencontohkan, larangan mengimpor bibit lobster.

"Banyak yang bilang Menteri Susi mematikan nelayan Sumba (NTB) karena tidak boleh mengekspor lobster, itu tidak benar. Yang ada saya minta agar kita sabar, menunda agar bibit lobster besar dulu," kata Susi dalam acara temu akbar nelayan Indonesia di Gedung Joeang 45, Menteng, Jakarta, kemarin.

Dia lantas menjelaskan, setiap tahun NTB mengekspor 8-10 juta bibit lobster dengan harga yang jauh lebih murah bila dibandingkan lobster dewasa.


"Bila nelayan sabar, menunda menangkap bibit lobster dua sampai tiga bulan, maka bisa menangkap lobster dengan ukuran dewasa. Harganya akan jauh lebih mahal," beber Susi.

Susi mengaku sedih melihat kondisi tata kelola perikanan dan kelautan Indonesia. Di perikanan laut, lobster masih kecil-kecil sudah dijual ke luar negeri. Sementara di sektor di perikanan darat, nasibnya bergantung pada pakan ikan impor.

Dia lalu bercerita, selama ini Vietnam diuntungkan dengan pasokan bibit lobster dari Lombok.

"Negara itu kini menjadi negara eksportir lobster terbesar di dunia. Angka ekspor Vietnam mencapai 1.000 ton per tahun. Tahun ini diperkirakan mencapai 3.000 ton. Kita cuma ekspor 300 ton per tahun," terangnya.

Untuk itu, dia mengajak para nelayan mengubah pola pikir agar bisa memetik keuntungan yang lebih besar.

Pada kesempatan ini, Susi membacakan beberapa SMS dari penjual alat tangkap pukau yang pola pikirannya dinilai dewasa. Orang itu mengaku bernama Ucok. Dia mengaku dirugikan dengan kebijakan pembatasan penjualan alat tangkap. Namun, Ucok tetap mendukungnya.

"Bu Susi, aku Ucok. Aku seorang pedagang tali cantrang (pukat). Adanya peraturan soal alat tangkap ramah lingkungan, dagangan taliku sepi, tetapi karena saya lihat Ibu Susi bagus, saya cari bisnis lain. Lanjutkan Bu, Good Luck," kata Susi memba­cakan SMS dari Ucok.

Selain Ucok, Susi juga membacakan SMS dari seorang nelayan. "Selamat pagi Bu, saya kasihan Ibu dijelek-jelekan beberapa media, hanya beberapa informasi yang diklaim dari sebagai kecil pengusaha," cetus Susi membacakan isi SMS.  ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya