Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tidak menyia-nyiakan pertemuannya dengan ratusan nelayan, kemarin. Pemilik maskapai Susi Air ini meyakinkan bahwa semua kebijakannya untuk kemajuan perikanan Indonesia. Dia mencontohkan, larangan mengimpor bibit lobster.
"Banyak yang bilang Menteri Susi mematikan nelayan Sumba (NTB) karena tidak boleh mengekspor lobster, itu tidak benar. Yang ada saya minta agar kita sabar, menunda agar bibit lobster besar dulu," kata Susi dalam acara temu akbar nelayan Indonesia di Gedung Joeang 45, Menteng, Jakarta, kemarin.
Dia lantas menjelaskan, setiap tahun NTB mengekspor 8-10 juta bibit lobster dengan harga yang jauh lebih murah bila dibandingkan lobster dewasa.
"Bila nelayan sabar, menunda menangkap bibit lobster dua sampai tiga bulan, maka bisa menangkap lobster dengan ukuran dewasa. Harganya akan jauh lebih mahal," beber Susi.
Susi mengaku sedih melihat kondisi tata kelola perikanan dan kelautan Indonesia. Di perikanan laut, lobster masih kecil-kecil sudah dijual ke luar negeri. Sementara di sektor di perikanan darat, nasibnya bergantung pada pakan ikan impor.
Dia lalu bercerita, selama ini Vietnam diuntungkan dengan pasokan bibit lobster dari Lombok.
"Negara itu kini menjadi negara eksportir lobster terbesar di dunia. Angka ekspor Vietnam mencapai 1.000 ton per tahun. Tahun ini diperkirakan mencapai 3.000 ton. Kita cuma ekspor 300 ton per tahun," terangnya.
Untuk itu, dia mengajak para nelayan mengubah pola pikir agar bisa memetik keuntungan yang lebih besar.
Pada kesempatan ini, Susi membacakan beberapa SMS dari penjual alat tangkap pukau yang pola pikirannya dinilai dewasa. Orang itu mengaku bernama Ucok. Dia mengaku dirugikan dengan kebijakan pembatasan penjualan alat tangkap. Namun, Ucok tetap mendukungnya.
"Bu Susi, aku Ucok. Aku seorang pedagang tali cantrang (pukat). Adanya peraturan soal alat tangkap ramah lingkungan, dagangan taliku sepi, tetapi karena saya lihat Ibu Susi bagus, saya cari bisnis lain. Lanjutkan Bu, Good Luck," kata Susi membaÂcakan SMS dari Ucok.
Selain Ucok, Susi juga membacakan SMS dari seorang nelayan. "Selamat pagi Bu, saya kasihan Ibu dijelek-jelekan beberapa media, hanya beberapa informasi yang diklaim dari sebagai kecil pengusaha," cetus Susi membacakan isi SMS. ***