Berita

ilustrasi

Bisnis

Sektor Maritim jadi Anak Bawang, Cuma dapat Kredit Rp 1,7 Triliun

SABTU, 24 JANUARI 2015 | 09:34 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kampanye pemerintah untuk mendorong pembangunan di sektor maritim dan kelautan terancam sia-sia. Pasalnya, pendanaan sektor ini ternyata masih dijadikan anak bawang oleh perusahaan multifinance.
 
Ketua Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Firdaus Djaelani menjelaskan, kontribusi perusahaan multifinance dalam perkembangan sektor maritim masih sangat kecil.

Berdasarkan data OJK pada kuartal ketiga 2014 saja, pembiayaan ke sektor ini hanya sekitar Rp 1,7 triliun atau 0,7 persen dari total pembiayaan konsumen multifinance sebesar Rp 242,8 triliun. Menurut Firdaus, pendanaan di sektor maritim dan kelautan tergolong minim karena perusahaan multifinance kha­watir mengalami kredit macet. Maklum, sektor ini sangat ter­gantung pada kondisi cuaca.


"Ada kekhawatiran soal cuaca dan lainnya," ujar Firdaus

Sekalipun begitu, Firdaus me­nekankan, kekhawatiran pihak multifinance ini sebaiknya di­hilangkan. Para pelaku multifi­nance, menurut dia, sudah harus berani mengarahkan bisnisnya dengan menyasar sektor maritim dan kelautan. Di sektor ini, banyak sekali potensi bisnis yang bisa digarap.

"Kementerian Kelautan dan Perikanan sangat proaktif mengajak OJK dan para pengusaha bersama-sama mendorong per­tumbuhan yang signifikan (quan­tum growth) pada sektor kemaritiman ini. Ada banyak sekali bisnis yang bisa dimaksimalkan di sektor ini," pungkasnya.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menilai, jika memang banyak peluang bisnis di sektor maritim, APPI siap mendorong perusahaan pembiayaan terjun ke sektor maritim. Untuk itu, mereka meminta kementerian terkait menjelaskan bisnis apa saja yang bisa digarap.

"Kita semua nanti akan mendengarkan arahan dari Ibu Susi Pudjiastuti. Semoga semua bisa berusaha sehingga industri pembiayaan kita juga bisa tumbuh dengan sehat," imbuhnya.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, ada enam peluang bisnis yang bisa digarap oleh perusahaan pembiayaan jika bersedia turun ke sektor maritim dan kelautan. Pertama, penangkapan ikan.

Di sektor ini, kata Susi, perusahaan multifinance dapat masuk dalam kegiatan pengadaan kapal penangkap ikan, pengadaan mesin hingga instalasi cold room.

Peluang bisnis kedua adalah budidaya ikan baik laut maupun darat. Di bidang ini, lanjut Susi, para perusahaan pembiayaan dapat mengucurkan kredit. Mulai dari pembelian lahan dan konstruksi kolam atau tambak, mesin pembuat pakan, hingga penyediaan indukan dan benih.

Termasuk penyediaan pakan benih, obat-obatan dan vaksin, hingga pembelian pakan ikan,” jelas Susi.

Bisnis ketiga adalah pengolahan ikan. Menteri Susi bilang, perusahaan multifinance bisa membiayai peralatan dan per­mesinan pengolahan, pengadaan bahan baku ikan, pembelian la­han dan pembangunan bangunan pabrik. "Di dalamnya termasuk peluang pembiayaan pemban­gunan chilling room dan cold storage," tukasnya.

Sementara peluang bisnis ke­empat, lanjut Susi, adalah terkait pemasaran produk. Kelima, aspek wisata bahari. Keenam, jasa pendukung di sektor maritim dan kelautan.

"Yang dimaksud jasa pendu­kung itu seperti jasa galangan, bengkel kapal, penyediaan bahan bakar, penyediaan sarana dan prasarana usaha, dan penyediaan modal kerja," tuntas Susi. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya