Berita

ilustrasi

Bisnis

Lewat Jalur Tikus, Bahan Baku Mebel Dikirim ke China

Produk Domestik Butuh Perlindungan
KAMIS, 22 JANUARI 2015 | 10:25 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

. Para pengusaha kayu mengaku resah masih adanya penjualan bahan baku kayu dan rotan ile­gal ke luar negeri. Pemerintah diminta meningkatkan penga­wasan.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indo­nesia (AMKRI) Abdul Sobur mengatakan, dugaan penye­lundupan rotan dan kayu bukan hal baru.

Padahal pemerintah telah melarang adanya kegiatan ekspor bahan baku rotan, mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan No. 35/2011 tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan.


Ini menunjukkan proses pengawasan dan pengamanan di pelabuhan antar pulau masih lemah,” ujarnya.

Sobur mengakui, penyelun­dupan bahan baku mebel dan kerajinan tidak hanya dilaku­kan di pelabuhan. Melainkan, juga melewati jalur darat atau jalur tikus perbatasan.

Dari jalur itu, barangnya dikirim ke China. Ini justru yang berbahaya karena kayu dalam negeri dikenal memiliki kualitas bagus,” timpalnya.

Makanya, dia meminta pe­merintah melindungi pasar domestik yang kini digerus produk impor. Menurutnya, nilai pangsa pasar mebel di dalam negeri sekitar Rp 10 triliun per tahun. Kami mem­perkirakan 45 persen pasar do­mestik digerus produk impor,” katanya.

Sobur meminta kepada pe­merintah tidak mengabaikan pasar dalam negeri. Pasalnya, pasar domestik mebel dalam lima tahun terakhir tumbuh pesat seiring pertumbuhan di sektor properti.

Terkait penggarapan pasar domestik, Sobur mengatakan, AMKRI mempunyai program penguatan produksi dalam negeri. Salah satunya penguatan sumber daya manusia di industri mebel.

Sobur menuturkan, nilai ekspor mebel Indonesia saat ini sekitar 2 miliar dollar AS. Ditargetkan nilainya mening­kat menjadi 5 miliar dollar AS dalam lima tahun.

Karena itu, dia menambahkan, perlu regulasi pemerintah un­tuk membatasi serbuan produk mebel impor ke Indonesia. Salah satunya dengan memperketat Standar Nasional Indonesia. (SNI).

Sebelumnya, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindus­tian Panggah Susanto mengata­kan, kegiatan pembalakan liar alias illegal logging masih ter­jadi. Buktinya, masih banyak kayu hasil illegal logging yang ditemukan di China. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya