Berita

ilustrasi

On The Spot

Loket Pengambilan Dana Keluarga Sejahtera Sepi

Hari Ini Kantor Pos Fatmawati Tutup Layanan
RABU, 14 JANUARI 2015 | 10:10 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Tempat pencairan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) di kantor pos Fatmawati tampak sepi. Tidak ada antrean warga yang akan mengambil dana bantuan di kantor yang terletak di jalan RS Fatmawati Nomor 10, Jakarta Selatan itu. Seorang wanita tampak  duduk di depan stand penukaran kartu, yang terletak di sudut kiri ruangan. Dia terlihat sedang mengelompokkan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang berserakan di atas meja kayu berwarna cokelat tua.

Di sebelahnya, ada meja kayu lain yang juga ditata menghadap ke arah pintu masuk kantor pos. Kedua meja tersebut adalah stand tempat warga menukarkan kartu KPS dengan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Di hadapan kedua meja tersebut, berjejer enam kursi besi hitam, yang disediakan bagi warga yang mendapat giliran untuk menukarkan KPS terbitan era SBY itu. Stand untuk menukarkan kartu ini ada tiga. Satu lagi berada tak jauh dari meja kedua. Masing-masing stand menangani warga yang berasal dari tiga hingga empat kelurahan. Kantor pos Fatmawati  kebagian menangani pencairan dana PSKS untuk 10 kelurahan.

Di belakang deretan kursi besi itu, ada dua  meja kayu berwarna coklat tua, yang agak dipepetkan ke tembok ruangan. Meja itu menghadap ke arah dinding di sisi lain ruangan. Meja tersebut dilengkapi seperangkat komputer, dan sebuah kursi yang diletakkan di balik tiap meja. Sementara di depannya, dua  kursi diletakkan pada masing-masing meja.

Tempat tersebut merupakan stand untuk memverifikasi kelurahan asal dari warga yang akan mencairkan dana KPS. Setiap warga yang akan mencairkan dana KPS, pertma kali harus ke stand ini dahulu. Setelah di verifikasi, warga akan diberikan kertas bertuliskan kelurahan asal, untuk kemudian maju ke stand tempat penukaran kartu yang diperuntukan bagi warga kelurahan tersebut.

Sama seperti loket penukaran kartu, loket untuk memverifikasi data warga pun ada 3. Satu lagi terletak di seberang kedua meja tersebut. Meja tersebut terletak di antara pilar, tepatnya di seberang loket pembayaran nomor 3, dan dan dibuat menghadap ke kedua meja tadi.

Ada empat loket pencairan dana PSKS yang disiapkan. Yakni loket 1 hingga 4. Loket 1, 2, dan 3 terletak di sebelah kiri pintu masuk kantor pos, dengan posisi membelakangi pintu masuk. Sementara loket 4 juga terletak sebelah kiri pintu masuk, hanya saja posisinya dibuat menyerong ke arah sudut kiri ruangan.

Empat wanita berseragam oranye tampak berada di balik keempat loket tersebut. Mereka dilengkapi komputer. Mereka sedang sibuk mendata warga yang telah mengambil dana PSKS hari ini. Ada sekitar 50 orang yang mengambil dana tersebut hari ini,” ujar Euis, petugas keamanan di kantor pos ini.

Wakil Kepala Kantor Pos Pusat Jakarta Selatan, Agus Satriatno mengatakan, pencairan dana ini merupakan kelanjutan dari program dana PSKS tahun 2014 yang belum tuntas. Yang mengambil hanya warga yang belum mencairkan sampai tahun 2014 berakhir. Kami belum mengetahui, apakah akan ada program dana bantuan lagi setelah ini atau tidak,” ujarnya ketika berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia menuturkan, pembayaran sebetulnya sudah dilakukan sejak 19 November 2014. Namun ketika itu, tidak semua rumah tangga sasaran (RTS) yang mengambil dana tersebut. Pencairan kemudian dilanjutkan pada 9-10 Januari 2015. Tapi itu pun belum semuanya. Total masih ada sekitar 500 RTS yang belum mencairkan PSKS,” tuturnya.

Agus menjelaskan, di Jakarta Selatan, terdapat sekitar 37.900 RTS. Sebanyak 35.801 RTS dilakukan pembayaran dengan cara e-cash, yaitu warga diharuskan datang ke kantor pos untuk melakukan pencairan dana. Sementara sebanyak 2.099 RTS, dananya akan dibayarkan melalui giro, yang disebarkan  pihak pos ke alamatnya masing-masing. Total dana yang digelontorkan untuk Jakarta Selatan sekitar Rp 15 miliar. Untuk yang giro sudah selesai Desember kemarin. Tinggal yang mengambil langsung,” jelas dia.

Dia mengatakan, pencairan dana PSKS sebetulnya tidak memiliki batas waktu. Namun pihaknya memberikan batas waktu pencairan hingga 14 Januari 2015. Setelah tanggal 14, kata dia, pencairan dana akan dilimpahkan ke kantor pos terdekat tempat tinggal warga. Selama ini, kata dia, pencairan dana di kantor pos tersebut dilakukan karena kapasitasnya yang besar. Tapi kalau tinggal sedikit, bisa lah di kantor pos lain, seperti di Kebayoran Lama, dan Setiabudi. Jadi warga tidak perlu jauh-jauh ke sini,” kata dia.

Untuk pencairan hari terakhir, lanjut dia, kantor pos Fatmawati tetap akan membuka semua loket yang disiapkan saat ini. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi padatnya warga yang datang ke tempat tersebut. Empat loket pembayaran, tiga loket verifikasi data, dan tiga loket penukaran kartu tetap akan disiagakan,” tandasnya.

PSKS digulirkan pemerintahan Jokowi setelah menaikkan harga BBM November lalu.  Warga miskin di DKI Jakarta yang mendapat dana PSKS dari pemerintah tercatat lebih dari 200 ribu rumah tangga sasaran (RTS). Dari jumlah itu,  81 persen warga yang sudah mendapatkan dana tersebut.

Jumlah itu tersebar di lima wilayah kota dan satu kabupaten administrasi. sebanyak 81 persen RTS sudah menerima bantuan PSKS," kata Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sosial saat sidak di Kantor Pos Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin lalu.

Akhir Pekan Warga Berjubel, Loket  Buka Sampai Sore

Pihak kantor pos Fatmawati sempat kewalahan mengurusi pencairan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) pada 9-10 Januari lalu. Dari 6.269 rumah tangga sasaran (RTS) yang terdaftar di kantor pos ini, sekitar 3 ribu orang serentak mencairkan dana.

Dua hari itu laporannya lebih dari seribu orang yang mencairkan. Sekitar 1.200 sampai 1.500 orang lah per hari. Kami sempat agak kewalahan juga. Kami tidak menyangka, warga yang mencairkan dana akan sebanyak itu ,” ujar Wakil Kepala Kantor Pos Pusat Jakarta Selatan, Agus Satriatno ketika berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia menjelaskan, kantor pos Fatmawati mendapat tugas untuk menangani 10 kelurahan. Pihaknya  menyiasati pencairan dana PSKS dengan membagi ke-10 kelurahan itu dalam dua hari. Pada hari Jumat 9 Januari 2015 ada empat kelurahan, yaitu Cilandak Barat, Cipete Selatan, Pondok Pinang, dan Kramat Pela.

Kemudian hari Sabtu 10 Januari 2015 jatah warga dari enam kelurahan, yaitu Lebak Bulus, Pondok Labu, Petogogan, Gandaria Utara, Gandaria Selatan, dan Cipete Utara. Tapi rupanya banyak yang tidak datang sesuai jadwal yang telah kami tetapkan sejak Desember kemarin. Pas mendengar ada pencairan, mereka pun datang. Jadinya numpuk pas dua hari itu,” jelas dia.

Menurut Agus, seharusnya pencairan dana pada hari Jumat dilakukan sampai jam 12 siang. Kemudian pada hari Sabtu, pencairan dilakukan hingga jam 2 siang. Namun karena terjadi penumpukan warga yang mencairkan dana, pembayaran dilakukan hingga jam 5 sore. Itu pun masih belum semuanya terbayar. Pada Senin 12 Januari 2015, masih ada sekitar 100 orang yang melakukan pencairan,” tuturnya.

Dia menyatakan, pihaknya sebetulnya sudah mengelompokkan pengambilan dana tersebut melalui penyebaran undangan. Jika pada November 2014 undangan diberikan kepada individu, sejak Desember undangan diberikan kepada kelurahan. Untuk mencegah terjadinya penumpukan, kami sudah bekerjasama dengan pihak Kementerian Sosial (Kemensos) untuk mensosialisasikan pengelompokkan tersebut. Tapi rupanya masih kurang dipahami,” ucap dia.

Agus tidak menyalahkan warga atas terjadinya penumpukan tersebut. Pihak tetap berkomitmen untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya, di dalam menyalurkan dana yang telah diamanatkan negara. Untuk mewujudkan komitmen itu, pihaknya menyediakan banyak loket dan petugas, guna mempercepat pencairan dana bantuan untuk warga di 10 kelurahan tersebut. Tapi saya sadar tetap ada kekurangan di dalam pelaksanaannya. Untuk itu saya harap dimaklumi, dan saya pun berjanji akan menuntaskan penyaluran dana ini sebaik-baiknya,” tandasnya.  

Saling Dorong, Besi Pegangan Tangga Hampir Rubuh

Warga Berebutan Masuk

Aluminium panjang yang terpasang di sisi kanan tangga menuju kantor pos Fatmawati tampak bengkok. Pada bagian awal anak tangga, pegangan tersebut terlihat lurus. Namun pada bagian atas tangga, pegangan tersebut tampak bengkok ke arah kanan.

Pegangannya bengkok karena banyaknya warga yang agak bersandar ke situ, saat menunggu giliran untuk masuk ke kantor pos pada 9-10 Januari kemarin,” ujar Euis, petugas keamanan di kantor pos ini.

Dia menuturkan, pada tanggal 9 dan 10 Januari, warga yang datang ke kantor pos tersebut mencapai ribuan. Mereka tidak hanya memadati bagian sebelah kiri kantor pos, tetapi juga memenuhi tempat parkir motor yang terletak tepat di depan tangga masuk.

Antrean warga, kata dia, mengular hingga ke tembok pembatas antara jalan raya dengan kantor pos. Mungkin karena panas, banyak warga yang nggak sabar. Sempat ricuh, karena saling dorong supaya bisa cepat masuk ke kantor pos. Untung keamanan sudah siaga, jadi nggak terlalu ricuh. Hanya pegangan tangga yang sedikit jadi korban,” tuturnya.

Dia mengatakan, ketika itu yang mengantre tidak hanya bapak-bapak dan ibu-ibu. Tetapi ada juga beberapa wanita yang sudah uzur usianya. Beberapa dari mereka, kata dia, terlihat hampir pingsan karena kelamaan mengantre. Ada seorang ibu yang saya tarik dari dekat tangga, ke dalam ruangan. Soalnya dia kelihatan sudah lemas sekali. Tapi di dalam ruangan pun penuh sesak, jadi si ibu hanya bisa sedikit bernafas lega,” jelas dia.

Salah seorang petugas keamanan lain, Nurlaela menambahkan, saat itu banyak warga yang tak tertib mengantre. Petugas keamanan berulang kali mengingatkan agar tertib. Terutama pada hari Jumat ketika di tempat parkir motor belum dibangun dipasang tenda. Ternyata warga sulit diatur.  Namanya manusia ya kami kan juga capek. Belum lagi banyak warga yang ngotot,” terangnya.

Sejumlah petugas sempat tersulut emosinya menghadapi tingkah warga yang sulit diatur. Untungnya, lanjut dia, tak sampai terjadi baku pukul. Para petugas di kantor pos tersebut sudah berpengalaman mengalami kejadian seperti ini.

Pada zaman SBY, di kantor pos ini juga dijadikan tempat pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Jadi cuma ada sedikit konflik. Pengamanan pun alhamdulillah lancar, tidak ada kejadian yang parah,” pungkas dia.  ***

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

Duet Airin-Rano Karno Tak Terbendung di Pilkada Banten

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:23

UPDATE

Anak Kita dan Jarum Suntik Dopamin: Problem Anak Digital Native

Minggu, 28 Juli 2024 | 03:54

PKS Enggan Kawin Paksa Meski Telah Berkoalisi dengan Demokrat dan PDIP

Minggu, 28 Juli 2024 | 03:31

Divonis Bebas, Ronald Tannur Langsung Tinggalkan Rutan Surabaya

Minggu, 28 Juli 2024 | 02:58

Tinggalkan PDIP, Agustiar Sabran jadi Jagoan Gerindra di Pilkada Kalteng 2024

Minggu, 28 Juli 2024 | 02:27

Praktisi Hukum: Putusan Bebas Ronald Tannur Cederai Rasa Keadilan Masyarakat

Minggu, 28 Juli 2024 | 01:33

PDIP Akui Makin Intensif Komunikasi dengan PKB

Minggu, 28 Juli 2024 | 01:12

HNSI Siapkan 4 Program Strategis untuk Sejahterakan Nelayan

Minggu, 28 Juli 2024 | 00:50

PDIP Belum Tentu Dukung Anies

Minggu, 28 Juli 2024 | 00:29

Tak Gentar Hadapi Ridwan Kamil, Nasdem Intensifkan Komunikasi Politik

Minggu, 28 Juli 2024 | 00:07

DPD Hanura Papua Komitmen Dukung Kader Maju Pilkada 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 | 23:52

Selengkapnya