Berita

abraham samad/net

Politik

TRAGEDI CALON KAPOLRI

Johan: Apakah Karena Budi Gunawan Mencegah Abraham Samad Jadi Wapres?

RABU, 14 JANUARI 2015 | 09:50 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Manuver Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Kepala Lembaga Pendidikan Polisi (Lemdikpol) Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka kasus rekening gendut mengagetkan banyak pihak.

Mau dan tidak mau berkembang juga kecurigaan bahwa KPK memiliki agenda politik di balik penetapan status untuk Budi Gunawan itu.

"Silakan memproses Budi Gunawan, karena dia memang belum pernah diperiksa oleh KPK dalam kasus yang dituduhkan ini. Tetapi publik tentu akan bertanya apa maksud KPK?" ujar Johan Silalahi dari Jaringan Negarawan Indonesia (JNI) dalam perbincangan dengan redaksi.


Johan mengatakan, dirinya mendukung semua upaya KPK untuk membersihkan negeri ini dari korupsi. Tetapi, sambung dia, KPK tidak didisain dan didirikan untuk menjadi alat politik praktis dalam arti sempit.

Dia mempertanyakan itikad Ketua KPK Abraham Samad di balik status tersangka untuk Budi Gunawan ini. Menurut Johan, ramai dibicarakan di kalangan politisi bahwa Budi Gunawan adalah salah satu pihak yang ikut menghalangi keinginan Abraham Samad menjadi pendamping Joko Widodo dalam pilpres yang lalu.

"Apakah (status tersangka) karena Budi Gunawan mencegah Abraham Samad jadi (calon) wapres?" tanya dia.

Kalau itu yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa kekuasaan KPK dipersonalisasi, dan KPK sudah offside.

"Publik pasti membandingkan sikap KPK terhadap Budi Gunawan dan tokoh-tokoh lain yang sudah terindikasi kuat terlibat dalam kasus korupsi," kata Johan.

Misalnya, megaskandal danatalangan Bank Century yang melibatkan Boeidono dan Sri Mulyani. Juga kasus Surat Keterangan Lunas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (SKL BLBI) yang melibatkan sejumlah pembantu Megawati Soekarnoputri ketika itu.

"Atau yang paling dekat Rini Soemarno yang terindikasi punya rapor merah, kenapa tidak disentuh?" tanya Johan.

"Ini sama artinya, KPK membiarkan gajah di pelupuk mata dan mempersoalkan kuman di seberang lautan," demikian Johan. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya