Berita

jokowi

Budi Gunawan Calon Tunggal Kapolri, Jokowi Semakin Tak Konsisten

SENIN, 12 JANUARI 2015 | 15:44 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Joko Widodo melanggar janjinya lagi. Presiden RI tersebut kembali tidak meminta pertimbangan dari Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) saat menunjuk Komjen Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri yang akan diserahkan ke DPR untuk menjalani fit and proper test.

Sebelumnya, Jokowi juga melangkahi kedua lembaga penegak hukum tersebut saat mengangkat Jaksa Agung HM Prasetyo.

Padahal, Jokowi semasa kampanye mengusung program 'Nawacita' (sembilan cita-cita), yaitu berkomitmen akan memilih Jaksa Agung dan Kapolri yang profesional, berintegritas dan bersih.

"Faktanya, Jokowi tidak menjalani proses penjaringan itu melalui KPK dan PPATK," tegas aktivis ICW, Emerson Yuntho, dalam jumpa pers Minggu kemarin (11/1) di Warung Daun, Jakarta bersama Koalisi Masyarakat Sipil.

Dalam jumpa pers itu, mereka melakukan aksi tutup mata menggunakan kain warna hitam bertuliskan 'Kapolri' sebagai simbol Presiden tutup mata dalam menentukan Tribrata 1.

Eson, sapaannya, curiga Presiden sengaja tak melibatkan KPK-PPATK karena kuatir jagoannya tersebut tidak lolos. Karena itu, mereka menyerukan seluruh warga Indonesia untuk menolak keputusan Jokowi tersebut.

Terang saja, informasi dari mantan Kepala PPATK Yunus Husein bahwa nama Budi Gunawan pernah diusulkan menjadi menteri. Tetapi pada waktu pengecekan info di PPATK dan KPK, Kepala Lemdikol tersebut mendapat rapor merah alias tidak lulus.

Makanya dia heran kenapa Jokowi masih mencalonkan Budi Gunawan. "Bukankah hal ini akan mengurangi kepercayaan masy pd Presiden/Pem & POLRI," jelas Yunus Husein lewat akun Twitternya tadi malam.

Karena itu, muncul dugaan bahwa penunjukan Budi Gunawan ini sebenarnya bukan berasal dari Presiden Jokowi. Tapi masukan dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, yang selama ini dikenal dekat dengan Budi Gunawan. "Akhirnya Budi Gunawan jadi Kapolri. Ini bukan kemauan Jokowi, tapi paksaan Megawati," kicau Ulin Yusron, aktivis yang juga pendukung Jokowi saat kampanye dulu.[zul]

Populer

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

Indonesia Vs Bahrain Imbang 2-2, Kepemimpinan Wasit Menuai Kontroversi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59

Mantan Kepala Bakamla Angkat Bicara soal Polemik Coast Guard

Selasa, 15 Oktober 2024 | 12:41

UPDATE

Panggung Rakyat di Sudirman Mulai Gelar Dangdutan

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 21:52

Dosen UIN Sutha Bedah Keseimbangan Masalah Gender Guru PAUD dan TK

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 21:27

Dubes Mesir Apresiasi Budi Daya Udang Vaname di Sulteng

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 21:14

Spanduk Terima Kasih Jokowi dan Selamat Bekerja Prabowo-Gibran Hiasi Jalanan Jakarta

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 21:14

Besok Pelantikan Presiden, Menhub Minta KRL Tidak Berhenti di Manggarai

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 21:06

Buka Tutup Jalan Diberlakukan Saat Iring-iringan Presiden dan Wapres Menuju Istana

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 20:58

IMM-Markija Gelar Program Dahlan Global Leaders

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 20:57

MPR: Alhamdulillah Anies dan Ganjar Hadir di Pelantikan Prabowo-Gibran

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 20:40

Ketua MPR Minta Maaf Pelantikan Prabowo-Gibran bakal Bikin Macet

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 20:35

PN Jaktim Kabulkan Gugatan Supplier CPO atas Sengkarut Agribisnis Astra

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 20:34

Selengkapnya