Berita

Adhie M Massardi

Anti-Logika di Balik Charlie Hebdo

KAMIS, 08 JANUARI 2015 | 23:30 WIB | OLEH: ADHIE M. MASSARDI

BAK dalam film gangster Hollywood, tiga pria bertopeng merangsek masuk ke kantor redaksi koran mingguan Prancis, Charlie Hebdo, di pusat kota Paris. Timah panas yg berhamburan dari laras senjata mereka menebar maut. Dan tercatat 12 orang tewas, termasuk pemred dan dua polisi.

Karena penembakan brutal itu dianggap lanjutan dari ancaman terhadap Charlie Hebdo yang beberapa kali menampilkan karikatur (menghina) Nabi Muhammad saw, dan ada saksi mata yang mendengar pelaku meneriakkan "Allahu Akbar" maka Dunia (Barat) pun geger.

Charlie Hebdo memang media satire yang acap memakai nabi/rasul dan tokoh keagamaan sebagai material pokoknya. Bukan hanya Islam dan Nabi Muhammad saw. Tapi seharusnya mereka paham, umat Islam sangat menghormati agama dan nabinya. Maka sangat sensitif bila dijadikan obyek lelucon. Dan itu sudah sering dibuktikan umat Islam di seluruh dunia.


Lalu kenapa masih saja ada orang iseng menjadikan Islam dan Nabi Muhammad SAW sebagai bahan lelucon dengan semangat menghina?

Biasanya mereka memang berlindung di balik tabir demokrasi. Tapi ini konyol. Sebab untuk hal yang kurang lebih sama mereka bisa menjaganya.

Buktinya, kalau ada yang menghina Yahudi mereka sebut "AntiSemit" dan untuk para penista orang kulit hitam (Negro) dianggap "Racist" dan bakal dikutuk famai-ramai. Bahkan FIFA mengancam hukuman bagi pemain bola yang rasis.

Tapi kenapa kalau ada kasus penghinaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad SAW dan (ada) umat Islam yang marah mereka melindunginya dengan jargon Freedom of Speech” atau Kebebasan Berekspresi”? Sungguh diskriminatif, kan! [***]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya