Berita

ilustrasi

Awas Ya Jangan Dikelola Seperti Freeport, Negara Malah Buntung

Empat Perusahaan Klaim Temukan Cadangan Emas Di Papua
MINGGU, 28 DESEMBER 2014 | 09:16 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pegiat dunia maya kaget menge­tahui empat perusahaan tambang ingin mengubah hutan lindung men­jadi wilayah tambang untuk me­ngeruk cadangan emas di Papua.

Di media sosial, account Twitter @Kakak_ma memperbolehkan, perusahaan tambang mengubah status hutan lindung menjadi wila­yah tambang. Dengan syarat, peru­bahan tersebut mengguntungkan.

Asalkan jelas pembagiannya un­tuk rakyat dan negara silakan. Yang jelas rakyat Papua harus sejahtera,” ujarnya.


Account @adamkodrat.adam tak mem­persoalkan perusahaan tam­bang mengubah status hutan. Asal­kan, tujuannya untuk mense­jahterakan.

Izinkan, tapi dikelola dengan baik oleh perusahaan dalam negeri. Jangan kelola seperti Free­port, ne­gara malah buntung,” katanya.

Account @tepi33 menginginkan, perusahaan terlebih dahulu menyela­matkan satwa dan makhluk hidup di dalam hutan, sebelum me­lakukan kegiatan eksplorasi tam­bang.

Bikin dulu hutan buatan untuk relokasi habitat yang ada di dalam hutan,” sarannya.

Account @yudhi_panoet bilang, pemerintah harus mem­pertegas ter­lebih dahulu berapa keun­tungan yang akan didapat dari pro­ses eks­plorasi kekayaan tam­bang. Per­sen­tasenya harus lebih be­sar dari ope­rator dan terus dikontrol pema­sukan dananya untuk kemak­muran rakyat lokal dan nasional,” pintanya.

Account @Sunusudibya meminta pemerintah tidak mudah percaya dan menyikapi rumor penemuan tam­bang emas baru. Sudah dicek be­lum? Jangan tergesa-gesa ambil ke­putusan,” ingatnya.

Berbeda, Tweeps @guru_de­mok­rasi melarang pemerintah mem­be­rikan izin kepada perusahaan un­tuk mengubah status hutan menjadi daerah tambang. Tolak,” kicaunya.

Tweeps @nosh.nite mengusulkan, cadangan emas di Papua disimpan saja untuk dikelola oleh generasi bang­sa berikutnya.  â€Lebih baik tidak diizinkan, biar jadi aset negara yang akan datang. Biar anak cucu kita saja yang mengelola nanti,” sarannya.

Tweeps @dad_s sebut nggak rela pemerintah mengubah hutan lindung menjadi area penambangan emas. Percuma, cadangan segede apa pun rakyat tetap miskin tak menikmati tum­pukan emas-emas itu,” ujarnya.

Tweeple @apa22222 meminta semua pihak bersikap netral. Dia mengingatkan, pemerintah, rakyat dan perusahaan tambang jangan mau diadu domba. Jadilah rakyat yang cerdas. Kalau tujuannya untuk ke­baik­an bersama, yah kita bica­rakan,” tandasnya.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM R Sukhyar mengatakan, setidaknya ada 4 perusahaan yang menemukan cadangan emas yang jumlahnya cu­kup besar di Papua. Namun, se­mua­nya terkendala status hutan lindung.

Ada sekitar 4 perusahaan, baik Kontrak Karya dan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Papua mendapatkan cadangan emas yang luar biasa,”  ocehnya.

Sukhyar mengatakan, 4 perusa­haan tersebut adalah PT Nabire Bhakti Maining di Kabupaten Pa­niai, PT Irja Estern di Kabupaten Pa­niai, dan PT Iriana Mutiara In­den­berg di Senggi Kabupaten Keerom, dan PT Aneka Tambang Tbk (An­tam). Semuanya sudah ek­splorasi. Cadangannya luar biasa, itu setara cadangan Newmont di Batu Hijau,” ungkap Sukhyar.

Namun, 4 perusahaan tersebut belum dapat mengeksploitasi tam­bang emasnya, karena status hutan yang dinyatakan sebagai hutan lin­dung atau konservasi. Tapi status hutannya diubah jadi hutan konser­vasi atau lindung. Itu yang kami minta penjelasan dari Kementerian Lingkungan Hidup. Empat perusa­haan itu tidak bisa ngapa-ngapain,” tutupnya.

Sukhyar mengungkapkan, lokasi cadangan emas yang luar biasa itu terletak di  pegunungan Bintang, Pa­pua. â€Berada di hutan lindung dan konservasi. Tepatnya lokasi itu ada di perbatasan utara Nabire,” be­bernya. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya