Berita

foto:net

Nusantara

Memprihatinkan, 60 Persen Terumbu Karang di Makassar Rusak

KAMIS, 25 DESEMBER 2014 | 07:10 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Kondisi Terumbu Karang di Kota Makassar Sulawesi Selatan cukup memprihatinkan. Kerusakan Terumbu Karang telah mencapai 60 persen. Demikian hasil Reef Check 2014 atau pemantuan terumbu karang Marine Science Diving Club Universitas Hasanuddin (MSDC- Unhas) pada tanggal  7 sampai 9 November 2014 lalu.

Ketua MSDC Unhas Syamsu Rizal mengatakan, pemantauan yang melibatkan berbagai stake holder tersebut dilakukan pada 3 Pulau-pulau kecil Kota Makassar yakni Barrang  Lompo, Barrang Caddi dan Samalona. "Kalau kami rata-ratakan kerusakan terumbu karang saat ini telah mencapai 60 persen pada 3 pulau yang menjadi titik pengambilan data kami," ujar Rizal dalam keterangannya, Kamis (25/12).

Ia menjelaskan, setiap pulau dilakukan pendataan pada 2 stasiun dengan 2 kedalaman berbeda yakni 3 meter dan 10 meter. "Metode Reef Check telah teruji secara internasional dan telah digunakan di berbagai negara," jelas Rizal.


Hasilnya untuk Pulau Barrang Lompo di stasiun I tutupan terumbu karang hidup tinggal 26,00 persen pada kedalaman 3 meter dan 38,00 persen pada kedalaman 10 meter. Untuk stasiun II kedalaman 3 meter 46,00 persen dan kedalaman 10 meter 21,00 persen. Sementara pada Pulau Barrang Ca'di di stasiun I Kedalaman 3 meter 49,00 persen, Kedalaman 10 meter 46,00 persen dan Stasiun II Kedalaman 3 meter 38,00 persen, kedalaman 10 meter 34,00 persen.

Pulau Samalona stasiun I Kedalaman 3 meter 41,00 persen, kedalaman 10 meter 44,00 persen dan staiun II Stasiun II Kedalaman 3 meter : 27,00 persen dan Kedalaman 10 meter 69,00 persen. Hasil tersebut juga menggambarkan terjadinya peningkatan kerusakan setiap tahunnya. (Selengkapnya lihat grafis). "Setiap tahunnya kami melakukan pendataan. Hasilnya terjadi peningkatan kerusakan yang cukup signifikan," ungkap Rizal.

Melihat kondisi yang sedemikian parah tersebut, kata Rizal, perlu dilakukan kegiatan konservasi untuk menyelamatkan terumbu karang yang masih tersisa dengan langkah awal melakukan pemantauan mengenai kondisi secara berkala. "Data ini bisa menjadi referensi buat penentu kebijakan dalam hal ini pemerintah serta lembaga yang peduli terhadap lingkungan," tandasnya. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya