Berita

Bisnis

Penghapusan Premium Butuh Waktu Biar Tak Terjebak Mafia Pertamax

KAMIS, 25 DESEMBER 2014 | 05:19 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Pemerintah disarankan tidak terburu-buru menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis ron 88 alias premium. Salah satu alasannya karena banyak kilang Pertamina masih memproduksinya.

"Kalau tujuannya untuk hilangkan mafia, kita dukung. Tapi penghapusan premium tidak boleh dipaksakan dalam waktu singkat," ujar Anggota Komisi VII DPR, Kurtubi kepada wartawan di Jakarta (Rabu, 24/12).

Menurut dia memang mestinya ke depan BBM yang ada di pasaran dalam negeri lebih bagus, berkualitas dan ramah lingkungan.


"Tapi tidak bisa ujug-ujug diubah ke pertamax. Butuh waktu, agar kita tidak terjebak lagi dalam mafia pertamax," paparnya lagi.

Penghapusan premium direkomendasikan oleh Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi. Atas rekomendasi ini kementerian-kementerian bidang ekonomi kemudian memastikan akan menindaklanjutinya. Tim yang dipimpin Faisal Basri itu memberikan rekomendasi formula harga BBM bersubsidi tanpa skema ron 88 seperti saat ini, dan digantikan Ron 92 atau dikenal dengan sebutan pertamax dari Pertamina.

Dikatakan Kurtubu, kalau dalam waktu beberapa bulan, pemerintah harus impor besar. Dan hal itu bisa dimainkan pengusaha di Singapura, sehingga Pertamina harus bisa mengubah produksi premium ke pertamax.

"Di samping itu, kita dorong pemerintah membangun kilang minyak, agar bisa swasembada BBM," tukas politisi Nasdem ini.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya