Berita

Bisnis

BI dan OJK Independen, Jokowi Tak Bisa Intervensi

RABU, 24 DESEMBER 2014 | 06:26 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Kemarin, Presiden Joko Widodo mengajak pimpinan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan untuk bertemu. Pertemuan antara lain untuk membahas kondisi nilai tukar rupiah.

Seperti diketahui, beberapa waktu yang lalu Indonesia dihadapkan dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dolar nyaris menembus Rp 13.000, yang merupakan level tertinggi sejak Agustus 1998.

Peneliti Insitute Global Justice (IGJ) Salamuddin Daeng meyakini pertemuan tersebut bukan jalan gampang mengakhiri konflik yang terjadi antara BI dan OJK.


"Konflik antara BI dan OJK merupakan konflik kelembagaan. Hal ini dikarenakan adanya ruang kewenangan yang sama dari dua lembaga yang independen dalam mengurusi masalah perbankan," kata Salamuddin dalam pesan elektroniknya, Selasa (23/12).

Menurut dia sumber kekacauan yang terjadi antara BI dan OJK adalah Amandemen UUD 1945 dan reformasi kelembagaan yang dimotori IMF, WB dan ADB yang melahirkan BI yang independen, selanjutnya UU BI melahirkan OJK yang juga independen. Setelah muncul peraturan ini, BI dan OJK merupakan lembaga keuangan dengan kedudukan setara dan tak bisa diintervensi oleh Presiden.

Masalah lainnya, kata dia, OJK tak mungkin melepaskan cengkramannya atas perbankan karena perbankan merupakan sumber iuran terbesar bagi OJK. Di tengah badai krisis keuangan yang saat ini melanda Indonesia terutama sektor perbankan dan keuangan yang memiliki tanggungan utang luar negeri paling besar, menurut Salamuddin, konflik kelembagaan BI dan OJK sangat menyeramkan.

"Di saat yang sama perbankan menjadi sasaran bancakan OJK, sementara jika perbankan kolaps, OJK tak bertanggung jawab," tukasnya.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya