Berita

Nusantara

Wajah Buruk NTT Akibat Kegagalan Penegakan Hukum

MINGGU, 21 DESEMBER 2014 | 09:38 WIB | LAPORAN:

Kegagalan Pemerintah Pusat dan Daerah di NTT dalam bidang penegakan hukum telah menempatkan Provinsi NTT sebagai provinsi dengan berbagai predikat negatif. NTT tercatat sebagai provinsi termiskin, terkorup, terbanyak kasus trafficking dan terbesar ke 5 di Indonesia sebagai daerah peredaran narkoba.

Koordinator TPDI Petrus Selestinus menyatakan, dengan posisi seperti ini Provinsi NTT sesungguhnya telah lama mengalami kerusakan di bidang hukum yang sangat sistemik ( terstrukutur, sistematis dan masif).

"Korupsi dan human trafficking merajalela terjadi di hampir seluruh Kabupaten di NTT, tetapi upaya pencegahan dan pemberantasannya nyaris tak terdengar, seolah tidak ada hukum dan tidak ada penegakan hukum," ujar Petrus (Minggu, 21/12).


Persoalan human trafficking di NTT, kata dia, patut diduga merajalela karena adanya keterlibatan oknum angota kepolisian di lingkungan Polda NTT dan Jakarta.

Aparat Kepolisian, Kejaksaan dan instansi terkait lainnya seperti BPK dan BPKP Provinsi NTT secara terselubung berada dalam jaringan untuk melakukan korupsi berjamaah dan saling melindungi. Sehingga, ketika ada perbuatan korupsi yang dilakukan oleh pejabat-pejabat di daerah terungkap, proses hukumnya berlangsung lamban seiring dengan pergantian piminan Kapolda atau Kapolres dan Kajati atau Kajari di NTT.

 "Model penegakan hukum seperti ini semakin menambah buruk wajah Provinsi NTT dimana seorang Gubernur Bupati atau Kepala Dinas dengan status hukum tersangka akan tetap tersangka dan berulangkali bisa mengikuti Pilkada," ujarnya.[dem]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya