Berita

PT Pertamina (Persero)

Bisnis

Ada Apa Politisi Senayan Sarankan Pertamina Jajaki Impor Minyak Di AS

Diklaim Ada 20 Ribu Sumur Baru Di Amerika
RABU, 17 DESEMBER 2014 | 09:38 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Politisi Senayan mengusulkan PT Pertamina (Persero) membuka kantor dagang di Amerika Serikat (AS). Proses pendirian kantor dagang bisa melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Pertamina daripada berkutat soal perdebatan Petral dan lainnya, lebih baik berinisiatif membangun kantor dagang di AS untuk menjajaki impor minyak murah dari AS," kata anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi di Jakarta, kemarin.

Bobby menilai, pendirian kantor dagang cukup penting. Sebab, fluktuasi harga minyak dunia yang anjlok saat ini lebih banyak dipengaruhi kelebihan produksi minyak di AS. Penemuan 20.000 sumur baru di AS telah menyebabkan bergesernya pengaruh OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) atau Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi dalam penentuan harga minyak dunia.


"OPEC walau sudah mengurangi produksinya, tetap sulit membendung laju produksi minyak di Amerika. Stok minyak mereka sekarang melimpah, sehingga memicu harga minyak dunia anjlok lebih 30 persen," jelas Bobby.

Wakil Ketua Fraksi Golkar DPR ini mengatakan, Indonesia seharusnya mengambil kesempatan melimpahnya stok minyak AS untuk mengamankan stok minyak dalam negeri. Impor minyak untuk memenuhi stok merupakan keniscayaan, karena produksi minyak nasional sudah tidak mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri.

Menurut Bobby, saat ini perusahaan trader minyak dunia dari Jepang dan Korea telah merelokasi karyawan ke Houston, Texas, AS, untuk membuka kantor dagang di negara itu. Pertamina harusnya ikut melihat peluang itu.

Dia berharap, perdebatan sektor produksi menyangkut pembangunan kilang baru, Petral dan lain sebagainya tidak membuat Pertamina lengah dalam melihat peluang.  

"Indonesia saat ini 50 stok minyaknya diimpor dengan harga yang keefisienan diperdebatkan. Kalau di Amerika ada penjual minyak yang lebih murah, kenapa tidak kita beli,"  ujarnya.

Dia meminta publik tidak berprasangka buruk jika Pertamina membangun kantor dagang di AS. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan anggaran, proses pembangunan kantor dagang bisa melibatkan KPK dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Dengan disertakannya KPK dan BPK transparansi dapat terwujud. Publik tidak jadi berpikir macam-macam,” katanya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya